Rabu, 14 Maret 2012

Pertolongan Allah Datang Setelah Ujian (I)

(Gambar: xmdr.org)
Masing-masing diri kita pernah mengalami sebuah kesuksesan, apapun bentuknya. Bisa sukses dalam usaha, studi, mengajar, juga bekerja.
Akan tetapi, kita terkadang melupakan sesuatu. Saat kita sukses, seolah-olah kesuksesan itu seratus persen karena kehebatan kita. Ada satu hal, yang perlu digarisbawahi, tidak ada kesuksesan yang seratus persen karena kehebatan kita.
Memang dalam setiap kesuksesan itu ada perjuangan disitu. Namun, begitu kita sukses, jangan beranggapan bahwa kesuksesan itu sepenuhnya buah kerja keras kita. Mari kita lihat dalam firman Allah ketika Nabi diberi kemenangan. Allah mengingatkan “Idzajaa anasrullahi wal fath,” (QS An-Nashr: 1). Ayat tersebut bermakna, apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.
Kata ustad saif kutub di dalam tafsirnya ini peringatan bagi kita. Kita sukses karena ada pertolongan Allah. Maka ketika Allah berfirman tentang kemenangan Rasul, tidak disebut “Idzaa jaa al fathu wa naasrullah” tetapi “Idzajaa anasrullahi wal fath”. Jadi percayalah, setiap kali kita meraih kesuksesan sesungguhnya disitu ada kuasa dan pertolongan Allah swt.
Nah, di dalam Al-Quran kata pertolongan itu disebut tidak kurang dari 37 kali. Kalimat pertolongan tersebut ada yang ditulis dengan min (nasruminallah), ada pula yang langsung (nasrullah). Nasruminallah bermakna pertolongan dari Allah. Menurut ahli tafsir, pada kalimat nasrumminallah, masih ada wilayah ikhtiar kita. Namun ada juga  nasrullah, pertolongan Allah. Allah yang menolong sepenuhnya, tidak ada campur tangan kita.
Rekan-rekan mahasiswa yang ingin lulus tentu saja harus ber-ikhtiar. Ikhtiar dia, lembaga, dosen, juga pembimbing, itulah yang disebut nasruminallah. Jadi Allah memberikan pertolongan tetapi masih ada ikhtiar kita.
Pertolongan Dikaitkan dengan Ujian dan Kesabaran
dalam Quran sendiri, kata pertolongan dihubungkan dengan kata ujian. Yang kedua, kata pertolongan juga kerap  dihubungkan dengan kata sabar.
Allah akan menolong seseorang ketika orang itu memang sudah berada dalam klimaks ujian. Dan kalau Allah sudah menolong, logika kita kadang susah untuk menjelaskannya.
Kita ambil contoh, saat Nabi Ibrahim berhadapan dengan raja Namrud.  Saat itu tidak ada jalan keluar agar Nabi Ibrahim selamat. Ia dibakar hidup-hidup. Begitu badannya dilempar kedalam api yang menyala-nyala, seketika itu jua Allah menolong. Yaa naaruku I bardama wa salama. Wahai api dinginlah dan selamatkan (Ibrahim).
Tolong perhatikan disini. Tentu saja, akal manusia akan mengatakan jika manusia terbakar tentu ia akan mengalami luka bakar. Namun, tidak demikian dengan Nabi Ibrahim.
Begitupun dengan Nabi Musa. Saat itu, beliau mengajak Bani Israil keluar dari Mesir menuju Palestina. Firaun yang marah mengirim pasukan untuk mengejar Nabi Musa. Beliau pun berada dalam posisi terjepit.
Laut Merah menghadangnya di depan. Sementara, di belakang sudah ada Firaun bersama tentaranya. Secara logika manusia, sudah tak ada lagi jalan keluar.
Allah pun menolong. Laut Merah terbelah hingga dapat disebrangi dengan mudah. Begitu Nabi Musa dan rombongan tiba di seberang, laut kembali tertutup dan menenggelamkan Firaun beserta prajuritnya.
Contoh lainnya di Indonesia. Pada zaman perjuangan, bangsa kita yang bersenjata bambu runcing mesti berhadapan dengan tentara-tentara Belanda dan Jepang yang menggunakan senjata otomatis. Secara logika kita seharusnya kalah, tapi kenapa kita menang? Lagi-lagi pertolongan Allah.
Saat ini, kita bangsa Indonesia, diuji oleh berbagai hal. Krisis multidimensi. Kalau menggunakan logika, orang bisa putus asa. Namun, kita tidak perlu berputus asa. Karena kalau Allah sudah memberikan pertolongan, hitungan matematis otomatis tidak bisa diterapkan. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara bangsa ini mesti meniru mental menghadapi krisis layaknya Rasulullah. [Fe]

Disarikan dari Ceramah Jumat, 10 Februari 2012 di Masjid Salman ITB oleh Dr. H. Aam Amiruddin, M.Si, pendiri dan pembina Yayasan Percikan Iman

Sumber :  http://salmanitb.com/2012/03/pertolongan-allah-datang-setelah-ujian