Sabtu, 03 Maret 2012

Operasi Geraham Bungsu

 Bagi Teman2 yg punya masalah dg gigi geraham bungsu, ada baiknya membaca cerita  berikut ini. Semoga Bermanfaat !

Cerita Saya : Operasi Geraham Bungsu

Posted: 20 Agustus 2011
Apa, Kenapa, Bagaimana
Bagi beberapa orang, istilah geraham bungsu terdengar asing. Bahkan ada yang mengatakan kalau geraham bungsu itu adalah geraham susu (seperti gigi susu yang tumbuh pada usia anak-anak). Sebenarnya, geraham bungsu itu adalah gigi terakhir yang tumbuh, pada usia 18-23 tahun.
Jumlah gigi pada manusia dewasa terdiri atas 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, dan 20 buah gigi geraham. Jika dibuat gambaran seperti dibawah ini
Susunan Gigi Orang Dewasa
Rahang Atas :       M3-M2-M1-PM2-PM1-C-LI-CI-CI-LI-PM1-PM2-M1-M2-M3
Rahang Bawah  : M3-M2-M1-PM2-PM1-C-LI-CI-CI-LI-PM1-PM2-M1-M2-M3
Keterangan :
CI : Centra Incisor (Gigi seri besar)
LI : Lateral Incisor (Gigi seri kecil)
C : Canine (Gigi taring)
PM1 : Premolar 1 (Geraham kecil depan)
PM2 : Premolar 2 (Geraham kecil belakang)
M1 : Molar 1 (Geraham besar depan)
M2 : Molar 2 (Geraham besar tengah)
M3 : Molar 3 (Geraham besar belakang)
Pada usia beranjak remaja, gigi manusia hanya 28 buah (hanya sampai M2). Sementara Molar 3 tumbuh saat usia menginjak dewasa, karena itu Molar 3 atau Geraham bungsu sering disebut Wisdom Teeth, gigi yang tumbuh diusia dewasa.
Gigi bungsu termasuk dalam kategori struktur vestigial, yaitu struktur yang fungsi awalnya menjadi hilang atau berkurang sejalan dengan evolusi. Salah satu contoh struktur vestigial lainnya adalah tulang ekor pada manusia, kelopak mata ketiga (Pilica Semilunaris), bulu, dan umbai cacing (Appendix).
Pertumbuhan geraham bungsu tidak menjadi masalah jika terdapat ruang yang cukup di rahang untuk tempat tumbuhnya geraham bungsu. Tapi, jika tidak tersedia ruang yang cukup untuk tumbuh gigi pada rahang, maka geraham bungsu akan tumbuh tidak wajar seperti tumbuh horizontal (menyamping) yang akan mendesak geraham disebelahnya sehingga merusak geraham yang didesak itu, jika tumbuh agak kedalam bisa merusak akar geraham disampingnya. Geraham bungsu bisa saja tumbuh vertical ke bawah, ini bisa merusak jaringan gigi dan tulang lunak pada rahang. Pertumbuhan tidak sempurna juga bisa membentuk kista dan tumor pada rahang.
Impaksi Geraham Bungsu
Faktor keturunan menjadi masalah pertumbuhan geraham bungsu. Misalkan saja seorang anak dari ayah yang mempunyai rahang besar dan ukuran gigi besar dan ibu yang mempunyai rahang kecil dan gigi kecil berkemungkinan akan membwa sifat gabungan dari orang tua. Tidak masalah jika si anak mempunya rahang besar dan ukuran gigi kecil sehingga masih memiliki cukup ruang pada rahang untuk tempat tumbuh gigi bungsu. Akan menjadi masalah jika si anak mempunyai rahang kecil dan gigi besar yang akibatnya ruang tempat tumbuhnya geraham bungsu tidak ada – kondisi seperti ini yang saya alami. Ada juga yg mengkaitkan pertumbuhan tidak normal dari gigi bungsu karena pola makan yang lunak sehingga tumbuh kembang rahang tidak terstimulir dengan baik.
Selain keluhan sakit gigi dan peradangan gusi/gigi, masih ada beberapa gejala lain yang timbul dari permasalahan gigi bungsu seperti sakit kepala yang tidak jelas sumbernya, telinga berdengung, sakit leher, bahkan terbentuknya kista pada rongga dalam rahang. Saya sendiri sering mengalami sakit kepala, bahkan terkadang seperti mau pingsan, katanya ini bisa jadi muncul dari efek geraham bungsu yang tumbuh abnormal dan menekan syaraf.
Contoh : Benih Geraham Bungsu Yang Akan Tumbuh Tidak Normal
Benih geraham bungsu mulai muncul di umur 9 tahun dan mahkota gigi selesai terbentuk umur 12-15 tahun. Jadi gigi geraham bungsu sudah dapat dilihat melalui rontgen pada umur 12-15 tahun walaupun gigi tersebut belum tumbuh.
 Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu yang impaksi dapat dilakukan antara umur 12-18 tahun atau setelah gigi molar / geraham kedua tumbuh. Tentu saja persiapannya dilakukan rontgen foto sebelum dilakukan pencabutan. Pencabutan gigi geraham bungsu pada usia 12-18 tahun dikenal dengan pencabutan preventif dan ini sangat dianjurkan mengingat pada usia tersebut akar gigi masih pendek sehingga memudahkan operasi dan mempercepat waktu penyembuhan dan menghindari terkenanya saraf pada rahang.


Operasi Geraham Bungsu
Berawal dari ajakan teman, akhirnya saya mulai rutin memeriksakan gigi ke dokter, sejak setahun lalu. Tujuan utama membersihkan karang gigi dan menambal beberapa gigi yang bolong (sebesar lubang jarum) dan mencabut 2 buah geraham yang sudah rusak (gigi molar 1 kiri bawah dan kanan bawah, karena lubangnya sudah sangat besar). Butuh bolak-balik beberapa kali untuk menyelesaikan semua perawatan gigi itu.
Pembersihan karang dan penambalan beberapa gigi yang berlubang sudah selesai, tinggal mencabut 2 geraham molar satu sisi kiri dan kanan bawah. Namun, sebelum geraham molar dicabut, bu dokter menyarankan saya untuk melakukan rontgen rongga mulut (foto paranomic) untuk melihat posisi geraham bungsu. Menurut bu dokter, seharusnya di umur 23 tahun geraham bungsu sudah muncul ke permukaan. Tapi, geraham bungsu saya belum terlihat juga.
Kemudian, saya me-rontgen gigi ke RS. Eka Hospital di Pekanbaru. Dari hasil rontgen terlihat kalau ke-4 geraham bungsu sudah tumbuh, tapi tidak keluar dari lapisan gusi. Geraham bungsu kiri dan kanan bawah, berukuran besar dan tumbuh horizontal menabrak gigi disampingnya. Sementara geraham bungsu kanan atas tumbuh diagonal, juga menabrak geraham disampingnya. Terakhir, geraham bungsu kiri atas tumbuh lurus vertical, tapi tidak muncul ke permukaan. Kesimpulannya, ke-4 geraham bungsu ini harus dicabut. Jika tidak dilakukan maka ke-3 geraham bungsu yang tumbuh horizontal dan diagonal akan merusak gigi disampingnya. Sementara geraham bungsu kiri atas yang tumbuh vertical namun tidak muncul ke permukaan, dapat mengakibatkan kista.
Hasil Foto Paranomic
Foto Rahang Kanan : Geraham bungsu kanan bawah tumbuh horizontal dan menabrak geraham disampingnya, sementara geraham kanan atas tumbuh diagonal dan mulai menabrak akar geraham disampingnya. Kedua geraham tidak muncul ke permukaan gusi
Foto Rahang Kiri : Geraham bungsu kiri bawah tumbuh horizontal dan merusak akar geraham disampingnya, sementara geraham kiri atas tumbuh lurus. Kedua gigi tidak muncul ke permukaan gusi
Sebelum memutuskan untuk mencabut geraham bungsu, saya melakukan riset kecil dari artikel-artikel di internet. Akhirnya saya mengetahui masalah geraham bungsu tumbuh abnormal itu menjadi hal biasa, apalagi bagi orang Indonesia yang mempunyai struktur rahang kecil. Yang terpenting dari riset kecil ini adalah mengetahui kisaran biaya operasi. Ada yang mengatakan operasi kecil (dengan bius local) untuk 1 gigi diklinik dokter gigi yang melayani pencabutan geraham bungsu adalah 4 juta rupiah, kalau 4 gigi berarti 16 juta. Ada juga klinik yang menarifkan 1 juta pergigi, tapi itu di Jakarta, dan dicabutpun harus satu-persatu dengan bius lokal (tidak sekaligus). Bahkan di sebuah RS International, operasi 4 geraham bungsu dengan bius total ditarifkan 40 juta. Di salah satu RS Swasta di Pekanbaru, biaya cabut 4 geraham bungsu adalah 12 juta rupiah. Ya, mendengar biaya yang super duper selangit itu bikin saya ciut. Bisa-bisa rencana operasi terkendala karena biaya yang selangit itu.
Setelah memperoleh info dari teman yang bekerja di Askes, operasi geraham bungsu termasuk yang ditanggung sebagian oleh Askes. Dan baiknya lagi, di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru terdapat dokter gigi spesialis Bedah Mulut yang melayani operasi geraham bungsu. Biaya operasinya pun jauh lebih murah dari yang saya sebutkan diatas.
Akhir Desember, saya ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru untuk kontrol pertama perawatan gigi. Setelah dokter melihat hasil rontgen gigi, dia menyarankan untuk dioperasi. Saya dijadwal akan dioperasi tanggal 2 Februari 2011, karena RSUD Arifin Achmad hanya melakukan operasi setiap rabu dan kamis ditambah banyak pasien yang juga menunggu untuk dioperasi.
Seminggu sebelum operasi, saya rajin bolak balik RSUD untuk kontrol pra-operasi. Mulai dari rontgen thoraks (dada), cek darah, sampai konsultasi anestesi. Karena geraham bungsu yang dicabut 4 buah, ditambah 2 geraham molar satu yang rusak karena berlubang, dan 1 buah molar dua yang akarnya rusak karena ditabrak oleh geraham bungsu yang tumbuh abnormal maka dokter menyarankan saya untuk anestesi total. Walaupun anestesi total, tapi ini termasuk kategori operasi kecil. Katanya, butuh waktu lama untuk mencabut 7 buah geraham. Dan bagi pasien yang ke-4 geraham bungsunya impaksi sebaiknya dicabut semua dan sekaligus agar sakit (bengkak) pasca-operasi cukup dirasakan sekali saja.
Satu malam sebelum operasi, saya sudah mulai menginap di RSUD. Saya sengaja mengambil kamar perawatan VIP (dua kelas diatas standar kamar perawatan untuk PNS golongan II) agar mendapatkan perlakuan perawatan yang lebih baik, mengingat ini di RS Pemerintah. Resikonya, biaya yang nanti akan saya tanggung sedikit lebih besar, karena Askes hanya menanggung biaya maksimal untuk perawatan sesuai golongan pasien.
Besok (2 Februari 2011) saya direncanakan dioperasi jam 9 pagi, karena itu saya harus puasa 12 jam sebelum operasi. Paginya, setelah selesai mandi saya menuju ke ruang operasi. Sebelum masuk ke ruang operasi, saya harus menanggalkan semua pakaian termasuk pakaian dalam dan diganti dengan baju operasi.
Sebelum saya, sudah ada 1 orang pasien yang juga dioperasi karena geraham bungsu. Saya menunggu di depan pintu kamar operasi, mengintip pasien yang hampir selesai dioperasi itu. Banyak darah yang disedot dari rongga mulut, dan si pasien yang setengah sadar mengeluarkan suara seperti kesakitan. Ups, dan saya pun langsung ciut setelah dikasih tontonan gratis itu.
Tiba giliran saya, tepat jam 10 pagi sudah berbaring di meja operasi. Sambil menyuntikkan bius ke tabung infus, si perawat mengajak saya mengobrol. Tidak sampai 1 menit saya sudah tidak sadar. Ya, pencabutan 7 geraham dimulai. Sebenarnya yang terlihat dicabut itu hanya 3 geraham saja, karena geraham bungsu dari awal memang tidak kasat mata dan tidak muncul ke permukaan gusi.
Satu jam kemudian, operasi selesai. Dalam keadaan setengah sadar saya bisa pindah dari meja (tempat tidur) operasi ke tempat tidur pasien. Kata perawatnya, banyak darah yang keluar dari rongga mulut. Dua jam setelah operasi, saya belum merasakan sakit di rongga mulut, mungkin efek bius masih bekerja. Namun pembengkakan di pipi sudah mulai membesar. Dari artikel yang pernah saya baca, pembengkakan ini bisa berlangsung hingga 7 hari tergantung kondisi pasien. Pasien tidak perlu khawatir Karena pembengkakan bukan merupakan gejala infeksi dan pembengkakan ini akan hilang tanpa meninggalkan bekas. Pasien yang menjalani operasi gigi geraham bungsu cukup mendapat antibiotika, analgetik / penahan sakit dan obat anti inflamasi / anti radang. Selama pembengkakan pasien dapat makan (lunak), aktivitas sehari-hari seperti sekolah atau bekerja. Tapi tidak diperkenankan untuk olah raga terlebih dahulu. Setelah satu minggu benang jahitan dapat dibuka dan obat sudah dapat dihentikan. Karena rajin dikompres, saya hanya mengalami pembengkakan selama 4 hari.
Contoh : Gusi Dijahit Setelah Geraham Bungsu Dikeluarkan
Dari sini saya mengetahui bahwa pasien yang baru selesai dioperasi tidak boleh makan dan minum sebelum ia buang angin (kentut). Ini ada hubungannya dengan sisa bius di tubuh, jika tidak, ini bisa berdampak kematian. Jam 4 sore saya baru buang angin, dan mulailah sedikit demi sedikit minum air putih .
Tanggal 4 Februari saya keluar dari RS. Biaya pengobatan sebesar 3 Juta rupiah ditanggung oleh Askes. Sisanya harus saya bayar sendiri. Klaim yang cukup besar dari Askes ini tentulah sangat membantu.
Sebelum benang-benang jahitan dicabut dari bekas geraham tempat gigi tumbuh, saya hanya makan bubur nasi, minum susu dan sereal. Ini bertujuan agar rahang tidak banyak bekerja mengunyah makanan dan menghindari pendarahan pada sisi bekas operasi.  Sebelum benang dicabut, saya juga tidak boleh menggosok gigi, hanya diperbolehkan berkumur-kumur dengan antiseptic yang tidak membuat ngilu rongga mulut, seperti betadine obat kumur.
Tanggal 7 Februari atau lima hari setelah operasi saya kembali masuk kantor, tapi dengan menggunakan masker selama 2 hari karena masih ada sisa luka di rongga bibir dan mulut tidak nyaman karena sudah 7 hari tidak gosok gigi. Tanggal 9 Februari saya kembali ke rumah sakit untuk mencabut benang sisa operasi. Beberapa benang ada yang sudah menempel ke gusi dan bikin nyeri saat dicabut. Seminggu setelah benang dicabut, saya rutin ke dokter gigi untuk memeriksakan kondisi bekas luka operasi agar tidak terjadi infeksi.
Kata dokter gigi langganan saya, meskipun agak terlambat dicabut, saya sudah melakukan sebuah tindakan baik untuk mencegah komplikasi yang lebih buruk dari pertumbuhan abnormal geraham bungsu. Sampai ini, keluhan sakit kepala yang dulu rutin saya rasakan tiap hari tidak pernah saya alami lagi, benar nyatanya itu muncul dari pertumbuhan abnormal geraham bungsu.