Kamis, 20 Desember 2012

Kejujuran Office Boy ini Luar Biasa !

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Jakarta - Kejujuran Agus Chaerudin (35) patut diacungi jempol. Office boy di Bank Syariah Mandiri, Bekasi ini menemukan uang Rp 100 juta di tempat sampah kantornya. Dia tidak mengambilnya tetapi memilih mengembalikannya.

"Allah Maha melihat," kata Agus saat ditemui di kantornya di kawasan Kalimalang di Plaza Duta Permai, Jakasampurna, Bekasi, Rabu (19/12/2012).

Agus, ayah 3 anak yang masih tinggal bersama mertua ini mengaku, orang tuanya selalu mengajarinya untuk tak menjadi pencuri. Kejujuran harus diutamakan. Orang tua Agus juga seorang pegawai rendahan di salah satu bank.

"Kisah yang saya kagumi Umar bin Khatab," terang Agus.

Agus mengaku pernah membaca kisah Umar bin Khatab kala menjadi khalifah. Sahabat nabi itu amat mengutamakan kesederhanaan dan kejujuran.

"Khalifah Umar bahkan hanya mempunya dua helai pakaian," cerita Agus sambil menitikan air mata.

Yang dia kagumi, bahkan Umar tak mau memakai fasilitas negara kala berbicara dengan anaknya. Agus menukilkan kisah Umar yang memadamkan lampu ketika berbincang dengan anaknya. Lampu dimatikan karena menggunakan uang negara, sedang berbicara dengan anak urusan pribadi.

"Saya berharap ada pemimpin seperti Umar," tutur Agus yang sudah bekerja 3 tahun dengan gaji sebulan Rp 2,2 juta ini.

Agus menemukan uang itu pada bulan Ramadan, 4 Agustus lalu. Saat itu hari sudah sore, kantor sudah sepi. Kala itu, seperti biasa dia membereskan kantor sebelum pulang.

Di tempat sampah dia menemukan uang pecahan Rp 100 ribu dalam 10 bundel. Agus tak berani menyentuh uang itu, dia lalu memanggil satpam.

Satpam kemudian melaporkan kepada staf bank. Uang dihitung dan ada Rp 100 juta. Uang itu bukan milik nasabah, tetapi milik bank. Uang itu tercecer karena ketidakhati-hatian seorang teller.

Agus karena kejujurannya, diberi hadiah Rp 1,75 juta dan piagam. "Saya tak mengharap hadiah, bekerja saja sudah alhamdulillah," terang Agus yang dahulu pernah bekerja serabutan sebagai tukang parkir dan asongan ini.

Selasa, 25 September 2012

Mirela: Aku Mencintai Rasulullah Tanpa Kehilangan Yesus

Senin, 24 September 2012, 05:58 WIB
onislam.net

Mirela: Aku Mencintai Rasulullah Tanpa Kehilangan Yesus
Manuela Mirela Tanescu.
REPUBLIKA.CO.ID, BUKAREST -- Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Manuela Mirela mulai mendalami agama baru yang dipeluknya. Tak hanya terpesona dengan tata cara beribadah umat Islam, ia juga tertarik dengan tata cara kehidupan umat muslim di sejumlah negara Islam.

Hal lain yang menarik perhatian dirinya adalah selama kunjungannya ke sejumlah negara Islam, lingkungan yang ditinggali umat Islam lebih bersih ketimbang daerah yang dihuni non-muslim. Selain itu, Islam menghormati dan memuliakan semua Nabi dan Rasul.

"Jadi, aku mencintai Nabi Muhammad SAW tanpa kehilangan Yesus," kata dia.

Kekaguman Mirela lainnya adalah Islam sangat menghargai perempuan. Sebabnya, ia merasa heran dengan sikap Barat yang selalu saja menyatakan muslimah itu derajatnya lebih rendah daripada laki-laki. Padahal, perempuan Barat justru lebih direndahkan sebagai akibat dari materialistis peradaban barat.

Mereka menjadi komoditas dan objek seksual tanpa batas. Sementara Islam, tidak demikian. (baca: Manuela Mirela: Islam Agama yang Mudah Dimengerti).REPUBLIKA.CO.ID, BUKAREST -- Manuela Mirela Tanescu lahir dan besar di Bukarest, Rumania. Keluarganya merupakan penganut Kristen Ortodoks. Namun, dari kecil ia tidak pernah ke gereja.

"Keluargaku tidak terlalu religius, tapi kita selalu percaya adanya Tuhan," akunya seperti dinukil onislam.net.

Jalan hidupnya berubah, ketika ia dinikahi Muslim Palestina. Melalui suaminya itu ia berkenalan dengan Islam. Hingga akhirnya setelah mengunjungi Yordania, Suriah, Iran, Pakistan, Malaysia dan Indonesia, Mirela memutuskan memeluk Islam di Teheran, Iran.

"Saya berterima kasih padanya," kenang Mirela.

Menurut Mirela, Islam adalah agama yang mudah dimengerti dan logis. Berbeda dengan ajaran Kristen yang membingungkan.

Mirela mencontohkan, umat Islam diwajibkan melaksanakan shalat lima waktu, sementara orang Kristen hanya beribadah pada hari Ahad saja. Singkatnya, kewajiban itu membuat umat Islam cenderung religius ketimbang umat Nasrani.

"Aku melihat banyak orang yang membenci Islam karena mereka tidak tahu bagaimana Islam sebenarnya. Itu juga menjadi otokritik kita, yang kadang lupa dengan identitas sebagai muslim," papar 
Sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/12/09/23/maswyo-mirela-aku-mencintai-rasulullah-tanpa-kehilangan-yesus

Sabtu, 11 Agustus 2012

Keceriaan Kembar Siam Satu Tubuh


Kini mereka siap menjadi bintang reality show bertajuk 'Abby and Britanny'.
Pipiet Tri Noorastuti
Sabtu, 11 Agustus 2012, 07:04 WIB
Pasangan kembar siam Abigail dan Brittany Hense (Facebook)

Pasangan kembar siam Abigail dan Brittany Hense (Facebook)

VIVAlife - Kembar siam Abigail dan Brittany Hensel telah menantang prediksi dokter. Dengan satu tubuh, dua kepala, dua kepribadian, mereka masih lincah beraktivitas menikmati usia 22 tahun dengan tawa mengembang.

Setelah sempat memukau dunia saat muncul di The Oprah Winfrey Show dan Life Magazine pada 1996, kini mereka siap menjadi bintang reality show bertajuk 'Abby and Britanny'.

Reality show yang tayang perdana 28 Agustus ini akan menampilkan perjalanan hidup mereka di tengah keterbatasan. Tentang bagaimana mereka berhasil lulus dari Bethel University di Minnesota, usaha mencari kerja, hingga perjalanan keliling Eropa bersama teman-temannya.

Meski hanya memiliki satu tubuh, mereka adalah dua pribadi yang berbeda. Masing-masing memiliki karakter dan ketertarikan yang berbeda. Yang membuat mereka bisa hidup normal adalah kekompakan.

Dalam aktivitas sehari-hari, Abby mengendalikan tubuh bagian kanan dan Brittany mengontrol tubuh bagian kiri. Mereka bisa bermain piano, mengemudikan mobil, makan dengan dua piring terpisah, bahkan berenang.

Senin, 06 Agustus 2012

Dengan 2 Kaki Teramputasi, Oscar Pistorius Bikin Sejarah Olimpiade

Doni Wahyudi - detiksport
Senin, 06/08/2012 01:32 WIB


Getty Images
London - Oscar Pistorius menuliskan sejarah saat dia tampil di babak kualifikasi lari 400 meter Olimpiade London. Untuk kali pertama sepanjang sejarah, Olimpiade diikuti oleh atlet yang kedua kakinya sudah diamputasi.

Momen bersejarah buat Pistorius terjadi pada Sabtu (4/8/2012) waktu London saat dia ikut heat pertama di nomor 400 meter individu putra. Catatan waktu pria asal Afrika Selatan itu adalah 45,44 detik, yang cukup membuatnya melangkah ke semifinal.

Waktu yang ditorehkan Pistorius jelas tidak spesial, tapi yang membuat pria 25 tahun menjadi sangat istimewa adalah fakta dia sudah menjalani amputasi pada kedua kakinya. Untuk berlaga dalam Olimpiade, dan beragam event atletik yang sudah diikuti, Pistorius menggunakan alat bantu berupa kaki buatan berbahan serat karbon yang disebut 'Flex-Foot Cheetah'.

Pistorius lahir dengan tidak memiliki fibula, tulang terluar dan paling kecil di kaki. Kondisi tersebut mengharuskan dia menjalani operasi amputasi di antara lutut dan pergelangan kaki saat usianya baru 11 bulan.

Namun hal tersebut tak membuat atlet kelahiran Johannesburg itu patah semangat. Saat di sekolah hingga kuliah Pistorius aktif di berbagai kegiatan olahraga mulai dari renang, polo, tenis dan rugby. Jenis olahraga yang terakhir menyebabkannya menderita cedera parah dan akhirnya memiluh fokus ke lari sejak tahun 2004.

Di tahun 2008, Pistorius punya ambisi besar lolos ke Olimpiade Beijing. Rencana keikutsertaannya saat itu sempat 'dihalangi' IAAF (organisasi atletik dunia) dengan alasan Pistorius justru bisa membahayakan dirinya sendiri dan kontestan lain terkait penggunaaan 'Flex-Foot Cheetah'. Meski kemudian tetap boleh ikut kualifikasi, Pistorius akhirnya gagal lolos.

Dan di London 2012 ini dia akhirnya punya kesempatan unjuk gigi. Selain tampil di 400 meter individual, atlet berjuluk 'Blade Runner' dan 'manusia tanpa kaki tercepat' itu juga akan berlaga di 4 x 400 estafet putra.

"Saya sudah berusaha selama enam tahun untuk ini… untuk bisa mendapatkan kesempatan saya. Bisa berada di sini dan tahu bahwa Anda sudah mengorbankan sangat banyak hal untuk meraihnya, itu benar-benar membuat terasa sangat luar biasa," sahut Pistorius usai memastikan lolos ke semifinal, dikutip dari situs resmi Olimpiade.

Keikutsertaan Pistorius di nomor lari bersama atlet dengan kondisi kaki sempurna sempat mengundang kontroversi, dia dianggap dintungkan dengan 'Flex-Foot Cheetah'. Alat tersebut dianggap memberi efek pegas dan membuat lajunya menjadi lebih cepat.

Penelitian lain yang dilakukan juga menyebut kalau pengguna 'Flex-Foot Cheetah' membuat otot kaki membutuhkan lebih sedikit energi untuk berlari. Ini kemudian membuat IAAF mengeluarkan aturan soal larangan penggunaan 'peralatan teknik yang terkait dengan sistem kerja pegas'.

Aturan itu kemudian dibatalkan CAS (pengadilan arbitrase olahraga), tentunya setelah Pistorius mengajukan banding.

Senin, 16 Juli 2012

Wanita Ini Candu Makan Batu

Kelainan Langka, Wanita Ini Candu Makan Batu
Sudah 20 tahun ia makan batu untuk mengatasi stres.
Pipiet Tri Noorastuti
Senin, 16 Juli 2012, 11:06 WIB
Teresa Widener (daily mail)
Teresa Widener (daily mail)

VIVAlife - Teresa Widener, 45, selalu tergoda setiap kali melihat batu. Bukan tergoda untuk melemparnya ke orang-orang yang menyebalkan, tapi memakannya. Ia tak pernah bisa menahan godaan untuk menyantap batu.

Dikutip Daily Mail, wanita asal Bedford, Virginia, itu bisa memakan sekitar 1,3 kilogram batu setiap pekan. Jika dikalkulasi, ia telah menyantap lebih 1.360 kilogram batu sepanjang hidupnya.

Widener memiliki lemari khusus untuk menyimpan batu-batu favoritnya di dapur. Ia juga menyimpan palu khusus untuk memecah batu menjadi ukuran yang lebih mudah masuk ke mulut. "Saya merasa lebih baik ketika tahu masih memiliki simpanan batu di lemari, sedikit saja saya sudah tenang."

Ia biasanya memilih batu-batu yang mudah rapuh sehingga mudah dikunyah dan ditelan. "Selama 20 tahun terakhir saya makan batu. Banyaknya batu yang saya makan tergantung perasaan. Jika sedang down, saya makan batu lebih banyak," ujarnya.

Psikolog Amerika Serikat, Jason Mihalko, menyebut kelainan macam itu sebagai Pica. Merupakan kondisi kelainan pola makan di mana penderita gemar mengonsumsi za-zat non-pangan. Ada kasus di mana penderita makan logam, debu, kotoran, kapur, peralatan menulis dan getah pohon.

Mihalko mengatakan, penelitian tentang Pica sangat sedikit. Belum ada yang mengungkap penyebab pasti kelainan ini. "Beberapa poin penelitian menyatakan akibat kurang mineral, sementara pemikiran lebih dikaitkan dengan gangguan obsesif kompulsif."

Pica umumnya menimpa anak-anak usia satu tahun ke atas, saat periode oral, di mana anak suka memasukkan dan menggigit benda di sekitar ke mulut. Pica bisa sembuh dalam hitungan bulan. Namun, dalam sejumlah kasus, kelainan ini bisa bertahan hingga dewasa. (umi)

Senin, 25 Juni 2012

Penghormatan Terakhir Tim Dokter Pada Sang Bocah 'Pemberi Harapan'

enin, 25/06/2012 07:33 WIB
Rachmadin Ismail - detikNews

China Daily
Chefing Kisah Xiwang, bocah berusia dua tahun yang mendonorkan organnya bagi anak lain membuat tim dokter di China terharu. Mereka memberi penghormatan terakhir sambil membungkukkan badannya.

Diberitakan AsiaOne, Senin (25/6/2012) momen ini dijepret oleh para jurnalis sesaat setelah Xiwang dinyatakan meninggal dunia karena kerusakan otak. Anak itu kemudian dibawa ke ruang operasi untuk diambil ginjal dan hatinya bagi dua anak lain yang membutuhkan.

Suster dan dokter yang menangani Xiwang pun berbaris rapi mengelilingi ruangan. Mereka memberi penghormatan terakhir sambil membungkukkan badan. Suasana haru di ruangan itu sangat terasa.

Orang tua Xiwang (2) membuat keputusan penting saat sadar anaknya tak bisa tertolong lagi karena sakit. Mereka memutuskan untuk mendonorkan organ sang anak bagi dua anak lain yang membutuhkan.

"Dibandingkan dengan membakar anak kami menjadi abu, kami memutuskan untuk mendonorkan organ supaya bisa menolong anak-anak lain," ujar ibu Xiwang, Wang Xiaofei.

"Kami memanggilnya Xiwang karena kami ingin memberi harapan hidup untuk anak lain yang membutuhkan bantuan," sambungnya.

Xiwang meninggal dunia pada 9 Juni lalu pukul 17.30 waktu setempat. Setelah dikecup untuk terakhir kalinya oleh sang ayah, Xiwang langsung masuk ke ruang operasi untuk diambil hati dan ginjalnya bagi dua anak lain yang sudah menunggu pertolongan.

Kini, dua anak yang mendapat organ dari Xiwang kondisinya semakin membaik. Orang tua kedua anak tersebut pun sangat berterima kasih pada Xiwang.

(mad/mad)

Rabu, 09 Mei 2012

Sehari Bersama Pak Guru Kakao Tanah Mandar

Sekitar dua tahun lalu, Kompas mengulas tentang profil seorang petani tua sekaligus mantan penyuluh pertanian  dari tanah Mandar. yang sukses mengembangkan kakao dengan teknik sambung samping, dan hasilnya bisa membuat orang yang melihatnya berdecak kagum.
kakao hasil Sambung Samping haji Malik (Dok. Sribudi Astuti)
kakao hasil Sambung Samping Haji Malik (Dok. Sribudi Astuti)
Sekitar dua bulan lalu, selepas acara Kompasiana Nangkring di Makassar, saya berkesempatan mengunjungi Pak Haji Malik, Sang guru kakao yang tinggal di Mamuju. Senin siang selepas menyelesaikan seluruh kegiatan saya di Ibukota Kabupaten Mamuju, saya bersama seorang teman dan dipandu salah seorang putra haji Malik, kami  berkendara menyusuri jalan trans sulawesi sejauh 30 kilometer kearah utara. Kami sampai di Rumah haji Malik tepat tengah hari, tetapi sayangnya Haji Malik Sedang berada di kebun yang katanya hanya berjarak 2 km saja dari rumahnya.
Pikir saya jarak segitu tidak terlalu jauh, tetapi ternyata sepanjang jalan saya mengumpat “wah kalau ini mah 2 km nya dalam ukuran para raksasa” saking jauhnya. ketika berbelok dari jalan trans Sulawesi, kami memasuki kawasan perkebunan yang sunyi, mirip hutan, saya langsung berpikir, kok Haji Malik berani ya ke kebun yang sepi begini.
Wajah saya yang jutek karena panik melewati kebun yang sepi, serta jalanan yang berbatu dan naik turun langsung menguap ketika memasuki batas kebun milik Haji Malik. begitu memasuki ‘pintu utama’kebun, saya dihadapkan pada pohon kakao yan sarat buah, mengkilat dan ranum. Seorang lelaki tua kemudian keluar dari pondok dan menyambut kami dengan keramahannya dan menerima kami berbincang-bincang di kolong rumah panggung yang sekaligus berfungsi sebagai ‘kelas’ bagi siapa saja yang ingin belajar tentang kakao.
Dengan panjang lebar Haji Malik menceritakan sepak terjangnya sebagai penyuluh, sebagai petani dan tak lupa beliau juga menunjukkan tulisan tentang dirinya di koran Kompas yang dicopy dan dicetak di spanduk fiber yang terpajang di kolong rumah panggung.
Haji Malik dibawah Koran Kompas yang memuat tentang dirinya (sribudi Astuti)
Haji Malik dibawah Koran Kompas yang memuat tentang dirinya (sribudi Astuti)
Saking semangatnya, tanpa saya minta Haji Malik mengajak saya berkeliling kebun kakaonya, yang hampir semuanya sudah diremajakan dengan teknik sambung samping, dan saat ini Haji malik juga sedang mempersiapkan bahan tanam yang akan dijadikan sebagai bahan teknik sambung pucuk.
kakao siap panen(Dok. Sribudi Astuti)
kakao siap panen(Dok. Sribudi Astuti)
ketika saya berkeliling kebun, ternyata jauh didalam kebun terdapat sekelompok mahasiswa yang sudah hampir dua bulan tinggal bersama Haji Malik untuk menimba ilmu tentang budidaya kakao. Dengan senang hati pula Haji Malik mengarahkan mahasiswa tersebut untuk bekerja sesuai prosedur.
Mahasiswa yang berguru pada haji Malik (Dok. Sribudi Astuti)
Mahasiswa yang berguru pada haji Malik (Dok. Sribudi Astuti)
Dalam kebun Haji Malik terdapat berbagai macam Klon Kakao, ada dari Medan, Filipina, Puslit Kopi Kakao dan Klon R1 dan R2 hasil sambung samping Haji malik Sendiri. Memang banyak perbedaannya, hasil sambung samping dari Haji Malik dengan kakao dari Puslit Kopi Kakao, saya menduga, kakao yang bagus ditanam di jawa, belum tentu cocok dengan iklim di Sulawesi Barat, begitu pula sebaliknya.
Haji Malik tidak hanya fokus padda kakao, didalam kebunnya juga terdapat kambing kambing yang diberi makan daun lamtoro yang tumbuh sebagai penaung tanaman kakao dan kotorannya dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman kakao.
Tanpa sengaja, saya nyeletuk mengapa Haji Malik di masa tuanya masih mau bersusah-susah hidup di kebun sepi seperti itu, padahal dari hasil pensiun dan hasil kebun seandainya didelegasikan pengelolaannya pada orang lain pasti lebih dari cukup untuk menopang hidup. ternyata, prinsip seorang penyuluh yang tidak hanya omong doang benar-benar dipegang. Jangan sampai sebagai seorang yang mengajari orang lain, tidak bisa memberi contoh nyata.. hem.. prinsip sederhana yang mengena.
Tepat sore hari saya mohon diri pada Haji Malik untuk kembali ke Makassar, dengan berat hati saya meninggalkan kebun itu, karena masih banyak hal yang ingin saya pelahjari, tapi apalah daya, saya harus mengejar bis tujuan Makassar dan kembali bekerja lagi keesokan harinya.


Senin, 30 April 2012

In memorial, Gita Sesa Wanda Cantika. 19/06/91-25/12/06

Novel Surat kecil untuk Tuhan ( True story Gitta sessa wanda cantika )
Adalah sebuah novel yang diangkat dari kisah nyata keke, seorang gadis remaja Indonesia yang telah meninggal tahun 2006 karena kanker ganas. Buku ini terjual lebih dari 50.000 exp, tahun 2011 telah diadaptasi ke layar lebar. Kisah Keke pernah di ulas dalam acara kick Andy dan ribuan air mata telah berjatuhan setelah membaca kisahnya.
( Buku ini bisa didapatkan di seluruh toko buku di indonesia dengan harga 38.800 ( bonus cd), sebagian penjualan buku akan disumbangkan ke yayasan kanker. filmnya sudah ditayangkan pada 15 feburary 2011)

Hai Sobat, namaku Keke. Umurku 13 tahun ketika aku divonis mengalami penyakit kanker ganas bernama Rabdomiosarkoma, sulit bagiku untuk mengerti penyakit apa yang menyerang bagian wajahku itu bahkan untuk menyebut ulang nama penyakit itu, aku sangat kesulitan. Dokter bilang aku terkena kanker jaringan lunak yang sangat langkah dan menjadi orang pertama di Indonesia yang mengalami penyakit itu.
Aku sedih ketika ayahku menangis menolak permintaan dokter untuk melakukan operasi di wajahku. Dokter bilang: bila aku tidak melakukan operasi, maka hidupku tidak akan bertahan lama lebih dari 3 bulan. Aku sangat terkejut, karena penyakit itu tidak memiliki tanda-tanda apapun selain aku mengalami sakit mata yang diikuti dengan mimisan yang terjadi selama seminggu. Kanker itu hanya seukuran kuku jariku dan bersarang di bagian pelipis mataku, tapi operasi itu mengharuskan aku kehilangan sebagian wajah kiri dan mataku.

Ayahku tentu tidak akan rela aku kehilangan bagian wajahku karena aku adalah seorang anak gadis yang akan tumbuh dewasa bagaimanapun kelak. Aku tidak pernah paham seberapa menakutkan penyakit itu hingga aku merasakan sendiri bagian wajahku mulai membengkak sebesar bola tenis dan buta. Ketika aku menangis merasakan kesakitan, ayahku tidak pernah mau jujur mengatakan penyakit itu. Hingga akhirnya aku berjuang hidup selama 3 bulan mencari pengobatan tradisional dan seseorang ulama mengatakan padaku aku terserang kanker.
Perasaanku saat itu sangat hancur, aku tau hidupku tidak akan lama lagi dengan keadaan buta dan kehilangan pernafasan hidung sebelah kiriku. Aku menangis dan protes kepada Tuhan, mengapa ia tega merenggut masa remajaku dan kesempatanku untuk menjadi penyanyi dan model. Air mata yang berjatuhan setiap harinya tak pernah kulewatkan ketika rasa sakit kanker itu datang. Walau demikian aku sungguh beruntung, sahabat-sahabatku, keluargaku dan kekasihku selalu ada disampingku untuk memberikan dukungan tanpa henti.

Ketika aku mulai pasrah Tuhan menjemputku, Aku hanya berdoa berharap kepada Tuhan agar ia memberikan aku waktu lebih lama di dunia ini untuk mengucapkan selama berpisah dengan sahabat, kekasihku dan terutama untuk membuat ayahku bahagia lebih lama.Disaat itu aku tidak mampu berdiri dan mengalami kritis. Tuhan mendengar doaku, disaat itulah aku mendapatkan sebuah mujizat, seorang dokter menyelamatkanku dari penyakit itu disaat-saat terakhir hidupku. aku sembuh dan kanker diwajahku menghilang secara ajaib.

Aku merasakan kebaikan tuhan padaku dan melawan vonis kematian yang dikatakan dokter padaku, aku pun berjanji padanya mulai saat itu untuk bersyukur akan kehidupan yang ia berikan padaku. Usai penyakit itu hilang dalam hidupku, Aku melewatkan hari-hariku dengan bahagia bersama keluarga dan teman-temanku, aku menghabiskan waktuku dengan belajar kitab suci dan mendekatkan diriku pada Tuhan. Hidup-hidupku pun berlalu dengan bahagia walaupun pada akhirnya hal yang tak kuharapkan terjadi lagi dalam hidupku ketika kanker itu kembali padaku, kini ia menyerang wajah sebelah kananku.
 Disaat aku mendapatkan vonis itu kembali, aku tidak lagi takut dan aku tidak lagi marah kepada Tuhan. Aku bersyukur padanya, ia memberikan aku kesempatan lebih lama di dunia ini untuk dapat bersama sahabat, keluargaku dan kekasihku.Walau air mata berjatuhan disampingku, aku berusaha untuk tegar dan mengatakan kepada semua orang, kalau ujian dalam hidupku adalah tanda sayang Tuhan kepadaku.

Dokter yang menyelamatkan hidupku pertama kalinya menyerah, ia tidak sanggup lagi menyelamatkanku. Aku hanya tersenyum dan berjanji untuk bertahan hidup hingga aku bisa melewatkan ujian terakhirku di dunia ini agar bisa lulus di bangku SMP. Walau aku buta dan lumpuh, aku berjanji pada Tuhan dan sahabat-sahabatku untuk lulus dan memakai seragam SMA.

Sobat, hidup adalah anugerah yang indah. Atas kebaikan Tuhan, aku mampu mengikuti ujian sekolah dengan kondisiku yang semakin parah. Aku bersyukur karena bisa lulus dengan baik dan sampai akhirnya mampu memakai seragam rok abu-abu bersama sahabat-sahabatku walau hanya sehari disaat sebelum aku harus dilarikan ke rumah sakit karena darah terus mengalir di hidungku.Kematianku semakin dekat dan itu bisa kurasakan disaat hembusan nafasku semakin berat.

Tapi aku tidak ingin pergi dari dunia ini tanpa menuliskan suratku kepada Tuhan..surat yang telah membuatku hidup sebagai seorang gadis yang berjuang untuk hidup dan ribuan anak-anak lain yang mengalami penyakit kanker yang sama denganku.
Aku berharap ketika aku tidak ada lagi di dunia ini, kisahku menjadi inspirasi bagi siapapun yang ada di dunia ini untuk bersyukur akan hidup. Karena Tuhan begitu mencintai kita dengan cobaannya.
Sobat.. bila ada tawa di dunia ini, maka akan ada tangis disampingnya.
In memorial gitta sessa wanda cantika.
Surat Kecil Untuk Tuhan

Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.

Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku,
terjadi pada orang lain.

Tuhan…
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu

Tuhan…
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu

Tuhan…
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya..

Tuhan…
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh, agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya.

Tuhan…
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan
kepada ayah dan sahabat-sahabatku

Tuhan…
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup
kepada siapapun yang mengenalku..

Tuhan ..
Surat kecil-ku ini
adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali…
Ke dunia yang Kau berikan padaku..
In memorial,
Gita Sesa Wanda Cantika.
19/06/91-25/12/06
Sumber: http://rishacucumdoeriat.blogspot.com/2011/04/in-memorial-gita-sesa-wanda-cantika.html

Senin, 16 April 2012

Perempuan Ini 11 Kali Melahirkan Anak Orang

Rabu, 11/04/2012 13:03 WIB

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Browser anda tidak mendukung iFrame

img
Meredith Olafson (MSNBC)
Jakarta, Menyewakan rahim adalah pekerjaan yang agak asing bagi sebagian orang, namun tidak bagi perempuan ini. Dari 15 anak yang pernah dikandung dan dilahirkannya, 11 di antaranya adalah janin dari perempuan lain yang dititipkan ke rahimnya.

Kesebelas bayi orang yang dilahirkan oleh perempuan bernama Meredith Olafson (47 tahun) ini terdiri dari 2 pasang bayi kembar 3, sepasang bayi kembar 2, serta 3 bayi yang lahir sendiri-sendiri. Bayi yang berasal dari sel telurnya sendiri malah hanya 4 orang.

Perempuan asal Fargo, North Dakota ini mengaku senang punya anak sendiri, sehingga merasa sedih jika membayangkan ada perempuan yang tidak bisa punya anak sendiri karena rahimnya bermasalah. Dengan alasan itulah, ia terpikir untuk menyewakan kandungannya pada perempuan-perampuan yang tidak beruntung itu.

"Saat kamu melihat wajah para orangtua itu, saat melihat USG (ultrasonografi) untuk pertama kalinya dan melihat jantungnya berdetak, atau bahkan mendengarnya, itu sangat tidak ternilai harganya," kata Olafson seperti dikutip dari MSNBC, Rabu (11/4/2012).

Kebahagiaan para orangtua yang menitipkan bayi ke rahimnya adalah kebahagiaan juga bagi Olafson, jauh melebihi honornya sebagai ibu pengganti atau surrogate mother. Biasanya ibu pengganti dibayar sekitar Rp 2,3 miliar sekali hamil, namun Olafson mengaku tidak memasang tarif semahal itu.

Alasan lain yang mendorong Olafson untuk menyewakan rahim adalah kemampuan fisiknya dalam menjaga kehamilan. Selama ini, ia tidak pernah mengalami morning sickness atau mual-mual di pagi hari, bahkan masih bisa tetap bekerja hingga beberapa hari sebelum melahirkan.

Selain itu, Olafson hampir selalu melahirkan setiap anaknya dalam proses yang tebilang singkat sejak kontraksi hingga anaknya keluar.

"Yang paling lama adalah kelahiran anak perempuan tertua saya, yakni 1 jam 15 menit. Anak kedua yang juga perempuan hanya 30 menit, sedangkan 2 anak terakhir cuma butuh waktu 20 menit," kata Olafson bangga.

Sebagai ibu pengganti, Olafson menyadari bahwa orangtua asli dari bayi-bayi yang dikandungnya adalah pemilik embrio atau sel telur yang sudah dibuahi sperma. Ia hanya menyewakan rahim untuk tempat tumbuh calon bayi, sehingga secara biologis ia tidak berhak mengklaim anak-anak itu sebagai anaknya.

"Para orangtua itu adalah ayah dan ibunya yang asli jadi pola pikir yang saya tanamkan ketika pertama kali mengandung anak mereka adalah, ini anak mereka. Tidak ada urusannya dengan hubungan saya di masa depan dan sebagainya, jadi mari kita bikin sesederhana mungkin," kata Olafson.
(up/ir
Sumber: http://health.detik.com/read/2012/04/11/130043/1889779/1299/perempuan-ini-11-kali-melahirkan-anak-orang

Rabu, 21 Maret 2012

PISTOL SERANGAN JANTUNG

PEMBUNUHAN RAHASIA DGN PISTOL SERANGAN JANTUNG


Kematian aneh banyak tokoh kontroversial akibat "serangan jantung" telah banyak menimbulkan pertanyaan di benak para pengamat "teori konspirasi". Mungkinkah aparat inteligan telah memiliki senjata pemicu serangan jantung mematikan?

Kematian misterius terakhir menimpa Andrew Breitbart, orang yang mengumumkan mempunyai rekaman video yang bisa "menghancurkan" karier politik Barack Obama dan akan segera dibuka ke publik. Ia meninggal akibat "serangan jantung" tgl 1 Maret lalu. Padahal dengan umur masih 40-an th dan tidak pernah memiliki catatan serangan jantung, kematian seperti itu sangat-sangat jarang terjadi. Kematian tersebut menyusul kematian serupa yang menimpa komandan HAMAS Mahmoud Mabhouh di sebuah hotel tgl 19 Januari lalu.

Di antara senjata inteligen baru yang kini menjadi perhatian para pengamat inteligen adalah pistol jarum berisi zat-zat yang memicu serangan jantung. Demikian canggih sehingga jarum yang ditembakkan langsung hancur di dalam tubuh dan melebur dalam darah bersama zat-zat pemicu serangan jantung. Dampak yang dialami penderita saat mendapat tembakan hanya seperti gigitan nyamuk, atau bahkan tidak terasa sama sekali.

"Racun pembunuh dengan cepat menyebar melalui pembuluh darah dan menimbulkan serangan jantung hebat. Dan saat kerusakan terjadi, racun tersebut dengan cepat terurai dengan sendirinya sehingga otopsi yang dilakukan hanya menemukan adanya serangan jantung biasa," ungkap Fred Burks, seorang analis inteligen kepada majalan "Examiner" (Fred Burks, "CIA secret weapon of Assassination", 29 November 2009).

Jarum kecil yang ditembakkan akan menembus pakaian, hanya menimbulkan noda merah di kulit. Jika pakaian yang digunakan cukup tebal seperti jaket kulit, ada kemungkinan korban berhasil diselamatkan. Setelah itu korban akan menderita gatal-gatal di area tembakan sebelum akhirnya terkulai karena serangan jantung.

Kini diyakini pistol jarum pemicu serangan jantung mematikan telah digunakan dinas-dinas inteligen "pionir" seperti Mossad dan CIA. Senjata kecil itu gampang disembunyikan dan ditembakkan. Di tengah-tengah keramaian dan oleh agen inteligen terlatih, senjata itu tidak menimbulkan kecurigaan saat ditembakkan.

"Saat jarum mematikan itu masuk ke dalam tubuh, individu yang menjadi target mungkin merasa seperti mendapat gigitan nyamuk, atau bahkan tidak merasakan dampak apapun. Jarum beracun itu kemudian hancur saat masuk ke dalam tubuh," papar Burks selanjutnya.

Menurut Burks, informasi awal tentang senjata rahasia ini sebenarnya terjadi dalam suatu sidang Komisi Senat yang membahas praktik-praktik ilegal CIA tahun 1975. Namun senjata rahasia ini hanya satu dari beberapa senjata rahasia lainnya yang dibahas dalam sidang yang secara resmi disebut sidang "Komite Khusus Senat untuk Mempelajari Operasi Inteligen Pemerintah."

Kini, 37 tahun kemudian, senjata seperti itu tentu jauh lebih canggih dari yang dibahas dalam sidang senat Amerika.



Ref:
"Heart Attack Homocides in Disguise"; Deborah Dupre; incogman.net; 4 Maret 2012

"More Thoughts on the Death of Andrew Breitbart"; James Buchanan; davidduke.com; 1 Maret 2012
Sumber : http://cahyono-adi.blogspot.com/2012/03/pembunuhan-rahasia-dgn-pistol-serangan.html

Rabu, 14 Maret 2012

Pertolongan Allah Datang Setelah Ujian (I)

(Gambar: xmdr.org)
Masing-masing diri kita pernah mengalami sebuah kesuksesan, apapun bentuknya. Bisa sukses dalam usaha, studi, mengajar, juga bekerja.
Akan tetapi, kita terkadang melupakan sesuatu. Saat kita sukses, seolah-olah kesuksesan itu seratus persen karena kehebatan kita. Ada satu hal, yang perlu digarisbawahi, tidak ada kesuksesan yang seratus persen karena kehebatan kita.
Memang dalam setiap kesuksesan itu ada perjuangan disitu. Namun, begitu kita sukses, jangan beranggapan bahwa kesuksesan itu sepenuhnya buah kerja keras kita. Mari kita lihat dalam firman Allah ketika Nabi diberi kemenangan. Allah mengingatkan “Idzajaa anasrullahi wal fath,” (QS An-Nashr: 1). Ayat tersebut bermakna, apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.
Kata ustad saif kutub di dalam tafsirnya ini peringatan bagi kita. Kita sukses karena ada pertolongan Allah. Maka ketika Allah berfirman tentang kemenangan Rasul, tidak disebut “Idzaa jaa al fathu wa naasrullah” tetapi “Idzajaa anasrullahi wal fath”. Jadi percayalah, setiap kali kita meraih kesuksesan sesungguhnya disitu ada kuasa dan pertolongan Allah swt.
Nah, di dalam Al-Quran kata pertolongan itu disebut tidak kurang dari 37 kali. Kalimat pertolongan tersebut ada yang ditulis dengan min (nasruminallah), ada pula yang langsung (nasrullah). Nasruminallah bermakna pertolongan dari Allah. Menurut ahli tafsir, pada kalimat nasrumminallah, masih ada wilayah ikhtiar kita. Namun ada juga  nasrullah, pertolongan Allah. Allah yang menolong sepenuhnya, tidak ada campur tangan kita.
Rekan-rekan mahasiswa yang ingin lulus tentu saja harus ber-ikhtiar. Ikhtiar dia, lembaga, dosen, juga pembimbing, itulah yang disebut nasruminallah. Jadi Allah memberikan pertolongan tetapi masih ada ikhtiar kita.
Pertolongan Dikaitkan dengan Ujian dan Kesabaran
dalam Quran sendiri, kata pertolongan dihubungkan dengan kata ujian. Yang kedua, kata pertolongan juga kerap  dihubungkan dengan kata sabar.
Allah akan menolong seseorang ketika orang itu memang sudah berada dalam klimaks ujian. Dan kalau Allah sudah menolong, logika kita kadang susah untuk menjelaskannya.
Kita ambil contoh, saat Nabi Ibrahim berhadapan dengan raja Namrud.  Saat itu tidak ada jalan keluar agar Nabi Ibrahim selamat. Ia dibakar hidup-hidup. Begitu badannya dilempar kedalam api yang menyala-nyala, seketika itu jua Allah menolong. Yaa naaruku I bardama wa salama. Wahai api dinginlah dan selamatkan (Ibrahim).
Tolong perhatikan disini. Tentu saja, akal manusia akan mengatakan jika manusia terbakar tentu ia akan mengalami luka bakar. Namun, tidak demikian dengan Nabi Ibrahim.
Begitupun dengan Nabi Musa. Saat itu, beliau mengajak Bani Israil keluar dari Mesir menuju Palestina. Firaun yang marah mengirim pasukan untuk mengejar Nabi Musa. Beliau pun berada dalam posisi terjepit.
Laut Merah menghadangnya di depan. Sementara, di belakang sudah ada Firaun bersama tentaranya. Secara logika manusia, sudah tak ada lagi jalan keluar.
Allah pun menolong. Laut Merah terbelah hingga dapat disebrangi dengan mudah. Begitu Nabi Musa dan rombongan tiba di seberang, laut kembali tertutup dan menenggelamkan Firaun beserta prajuritnya.
Contoh lainnya di Indonesia. Pada zaman perjuangan, bangsa kita yang bersenjata bambu runcing mesti berhadapan dengan tentara-tentara Belanda dan Jepang yang menggunakan senjata otomatis. Secara logika kita seharusnya kalah, tapi kenapa kita menang? Lagi-lagi pertolongan Allah.
Saat ini, kita bangsa Indonesia, diuji oleh berbagai hal. Krisis multidimensi. Kalau menggunakan logika, orang bisa putus asa. Namun, kita tidak perlu berputus asa. Karena kalau Allah sudah memberikan pertolongan, hitungan matematis otomatis tidak bisa diterapkan. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara bangsa ini mesti meniru mental menghadapi krisis layaknya Rasulullah. [Fe]

Disarikan dari Ceramah Jumat, 10 Februari 2012 di Masjid Salman ITB oleh Dr. H. Aam Amiruddin, M.Si, pendiri dan pembina Yayasan Percikan Iman

Sumber :  http://salmanitb.com/2012/03/pertolongan-allah-datang-setelah-ujian

Sabtu, 03 Maret 2012

Operasi Geraham Bungsu

 Bagi Teman2 yg punya masalah dg gigi geraham bungsu, ada baiknya membaca cerita  berikut ini. Semoga Bermanfaat !

Cerita Saya : Operasi Geraham Bungsu

Posted: 20 Agustus 2011
Apa, Kenapa, Bagaimana
Bagi beberapa orang, istilah geraham bungsu terdengar asing. Bahkan ada yang mengatakan kalau geraham bungsu itu adalah geraham susu (seperti gigi susu yang tumbuh pada usia anak-anak). Sebenarnya, geraham bungsu itu adalah gigi terakhir yang tumbuh, pada usia 18-23 tahun.
Jumlah gigi pada manusia dewasa terdiri atas 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, dan 20 buah gigi geraham. Jika dibuat gambaran seperti dibawah ini
Susunan Gigi Orang Dewasa
Rahang Atas :       M3-M2-M1-PM2-PM1-C-LI-CI-CI-LI-PM1-PM2-M1-M2-M3
Rahang Bawah  : M3-M2-M1-PM2-PM1-C-LI-CI-CI-LI-PM1-PM2-M1-M2-M3
Keterangan :
CI : Centra Incisor (Gigi seri besar)
LI : Lateral Incisor (Gigi seri kecil)
C : Canine (Gigi taring)
PM1 : Premolar 1 (Geraham kecil depan)
PM2 : Premolar 2 (Geraham kecil belakang)
M1 : Molar 1 (Geraham besar depan)
M2 : Molar 2 (Geraham besar tengah)
M3 : Molar 3 (Geraham besar belakang)
Pada usia beranjak remaja, gigi manusia hanya 28 buah (hanya sampai M2). Sementara Molar 3 tumbuh saat usia menginjak dewasa, karena itu Molar 3 atau Geraham bungsu sering disebut Wisdom Teeth, gigi yang tumbuh diusia dewasa.
Gigi bungsu termasuk dalam kategori struktur vestigial, yaitu struktur yang fungsi awalnya menjadi hilang atau berkurang sejalan dengan evolusi. Salah satu contoh struktur vestigial lainnya adalah tulang ekor pada manusia, kelopak mata ketiga (Pilica Semilunaris), bulu, dan umbai cacing (Appendix).
Pertumbuhan geraham bungsu tidak menjadi masalah jika terdapat ruang yang cukup di rahang untuk tempat tumbuhnya geraham bungsu. Tapi, jika tidak tersedia ruang yang cukup untuk tumbuh gigi pada rahang, maka geraham bungsu akan tumbuh tidak wajar seperti tumbuh horizontal (menyamping) yang akan mendesak geraham disebelahnya sehingga merusak geraham yang didesak itu, jika tumbuh agak kedalam bisa merusak akar geraham disampingnya. Geraham bungsu bisa saja tumbuh vertical ke bawah, ini bisa merusak jaringan gigi dan tulang lunak pada rahang. Pertumbuhan tidak sempurna juga bisa membentuk kista dan tumor pada rahang.
Impaksi Geraham Bungsu
Faktor keturunan menjadi masalah pertumbuhan geraham bungsu. Misalkan saja seorang anak dari ayah yang mempunyai rahang besar dan ukuran gigi besar dan ibu yang mempunyai rahang kecil dan gigi kecil berkemungkinan akan membwa sifat gabungan dari orang tua. Tidak masalah jika si anak mempunya rahang besar dan ukuran gigi kecil sehingga masih memiliki cukup ruang pada rahang untuk tempat tumbuh gigi bungsu. Akan menjadi masalah jika si anak mempunyai rahang kecil dan gigi besar yang akibatnya ruang tempat tumbuhnya geraham bungsu tidak ada – kondisi seperti ini yang saya alami. Ada juga yg mengkaitkan pertumbuhan tidak normal dari gigi bungsu karena pola makan yang lunak sehingga tumbuh kembang rahang tidak terstimulir dengan baik.
Selain keluhan sakit gigi dan peradangan gusi/gigi, masih ada beberapa gejala lain yang timbul dari permasalahan gigi bungsu seperti sakit kepala yang tidak jelas sumbernya, telinga berdengung, sakit leher, bahkan terbentuknya kista pada rongga dalam rahang. Saya sendiri sering mengalami sakit kepala, bahkan terkadang seperti mau pingsan, katanya ini bisa jadi muncul dari efek geraham bungsu yang tumbuh abnormal dan menekan syaraf.
Contoh : Benih Geraham Bungsu Yang Akan Tumbuh Tidak Normal
Benih geraham bungsu mulai muncul di umur 9 tahun dan mahkota gigi selesai terbentuk umur 12-15 tahun. Jadi gigi geraham bungsu sudah dapat dilihat melalui rontgen pada umur 12-15 tahun walaupun gigi tersebut belum tumbuh.
 Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu yang impaksi dapat dilakukan antara umur 12-18 tahun atau setelah gigi molar / geraham kedua tumbuh. Tentu saja persiapannya dilakukan rontgen foto sebelum dilakukan pencabutan. Pencabutan gigi geraham bungsu pada usia 12-18 tahun dikenal dengan pencabutan preventif dan ini sangat dianjurkan mengingat pada usia tersebut akar gigi masih pendek sehingga memudahkan operasi dan mempercepat waktu penyembuhan dan menghindari terkenanya saraf pada rahang.


Operasi Geraham Bungsu
Berawal dari ajakan teman, akhirnya saya mulai rutin memeriksakan gigi ke dokter, sejak setahun lalu. Tujuan utama membersihkan karang gigi dan menambal beberapa gigi yang bolong (sebesar lubang jarum) dan mencabut 2 buah geraham yang sudah rusak (gigi molar 1 kiri bawah dan kanan bawah, karena lubangnya sudah sangat besar). Butuh bolak-balik beberapa kali untuk menyelesaikan semua perawatan gigi itu.
Pembersihan karang dan penambalan beberapa gigi yang berlubang sudah selesai, tinggal mencabut 2 geraham molar satu sisi kiri dan kanan bawah. Namun, sebelum geraham molar dicabut, bu dokter menyarankan saya untuk melakukan rontgen rongga mulut (foto paranomic) untuk melihat posisi geraham bungsu. Menurut bu dokter, seharusnya di umur 23 tahun geraham bungsu sudah muncul ke permukaan. Tapi, geraham bungsu saya belum terlihat juga.
Kemudian, saya me-rontgen gigi ke RS. Eka Hospital di Pekanbaru. Dari hasil rontgen terlihat kalau ke-4 geraham bungsu sudah tumbuh, tapi tidak keluar dari lapisan gusi. Geraham bungsu kiri dan kanan bawah, berukuran besar dan tumbuh horizontal menabrak gigi disampingnya. Sementara geraham bungsu kanan atas tumbuh diagonal, juga menabrak geraham disampingnya. Terakhir, geraham bungsu kiri atas tumbuh lurus vertical, tapi tidak muncul ke permukaan. Kesimpulannya, ke-4 geraham bungsu ini harus dicabut. Jika tidak dilakukan maka ke-3 geraham bungsu yang tumbuh horizontal dan diagonal akan merusak gigi disampingnya. Sementara geraham bungsu kiri atas yang tumbuh vertical namun tidak muncul ke permukaan, dapat mengakibatkan kista.
Hasil Foto Paranomic
Foto Rahang Kanan : Geraham bungsu kanan bawah tumbuh horizontal dan menabrak geraham disampingnya, sementara geraham kanan atas tumbuh diagonal dan mulai menabrak akar geraham disampingnya. Kedua geraham tidak muncul ke permukaan gusi
Foto Rahang Kiri : Geraham bungsu kiri bawah tumbuh horizontal dan merusak akar geraham disampingnya, sementara geraham kiri atas tumbuh lurus. Kedua gigi tidak muncul ke permukaan gusi
Sebelum memutuskan untuk mencabut geraham bungsu, saya melakukan riset kecil dari artikel-artikel di internet. Akhirnya saya mengetahui masalah geraham bungsu tumbuh abnormal itu menjadi hal biasa, apalagi bagi orang Indonesia yang mempunyai struktur rahang kecil. Yang terpenting dari riset kecil ini adalah mengetahui kisaran biaya operasi. Ada yang mengatakan operasi kecil (dengan bius local) untuk 1 gigi diklinik dokter gigi yang melayani pencabutan geraham bungsu adalah 4 juta rupiah, kalau 4 gigi berarti 16 juta. Ada juga klinik yang menarifkan 1 juta pergigi, tapi itu di Jakarta, dan dicabutpun harus satu-persatu dengan bius lokal (tidak sekaligus). Bahkan di sebuah RS International, operasi 4 geraham bungsu dengan bius total ditarifkan 40 juta. Di salah satu RS Swasta di Pekanbaru, biaya cabut 4 geraham bungsu adalah 12 juta rupiah. Ya, mendengar biaya yang super duper selangit itu bikin saya ciut. Bisa-bisa rencana operasi terkendala karena biaya yang selangit itu.
Setelah memperoleh info dari teman yang bekerja di Askes, operasi geraham bungsu termasuk yang ditanggung sebagian oleh Askes. Dan baiknya lagi, di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru terdapat dokter gigi spesialis Bedah Mulut yang melayani operasi geraham bungsu. Biaya operasinya pun jauh lebih murah dari yang saya sebutkan diatas.
Akhir Desember, saya ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru untuk kontrol pertama perawatan gigi. Setelah dokter melihat hasil rontgen gigi, dia menyarankan untuk dioperasi. Saya dijadwal akan dioperasi tanggal 2 Februari 2011, karena RSUD Arifin Achmad hanya melakukan operasi setiap rabu dan kamis ditambah banyak pasien yang juga menunggu untuk dioperasi.
Seminggu sebelum operasi, saya rajin bolak balik RSUD untuk kontrol pra-operasi. Mulai dari rontgen thoraks (dada), cek darah, sampai konsultasi anestesi. Karena geraham bungsu yang dicabut 4 buah, ditambah 2 geraham molar satu yang rusak karena berlubang, dan 1 buah molar dua yang akarnya rusak karena ditabrak oleh geraham bungsu yang tumbuh abnormal maka dokter menyarankan saya untuk anestesi total. Walaupun anestesi total, tapi ini termasuk kategori operasi kecil. Katanya, butuh waktu lama untuk mencabut 7 buah geraham. Dan bagi pasien yang ke-4 geraham bungsunya impaksi sebaiknya dicabut semua dan sekaligus agar sakit (bengkak) pasca-operasi cukup dirasakan sekali saja.
Satu malam sebelum operasi, saya sudah mulai menginap di RSUD. Saya sengaja mengambil kamar perawatan VIP (dua kelas diatas standar kamar perawatan untuk PNS golongan II) agar mendapatkan perlakuan perawatan yang lebih baik, mengingat ini di RS Pemerintah. Resikonya, biaya yang nanti akan saya tanggung sedikit lebih besar, karena Askes hanya menanggung biaya maksimal untuk perawatan sesuai golongan pasien.
Besok (2 Februari 2011) saya direncanakan dioperasi jam 9 pagi, karena itu saya harus puasa 12 jam sebelum operasi. Paginya, setelah selesai mandi saya menuju ke ruang operasi. Sebelum masuk ke ruang operasi, saya harus menanggalkan semua pakaian termasuk pakaian dalam dan diganti dengan baju operasi.
Sebelum saya, sudah ada 1 orang pasien yang juga dioperasi karena geraham bungsu. Saya menunggu di depan pintu kamar operasi, mengintip pasien yang hampir selesai dioperasi itu. Banyak darah yang disedot dari rongga mulut, dan si pasien yang setengah sadar mengeluarkan suara seperti kesakitan. Ups, dan saya pun langsung ciut setelah dikasih tontonan gratis itu.
Tiba giliran saya, tepat jam 10 pagi sudah berbaring di meja operasi. Sambil menyuntikkan bius ke tabung infus, si perawat mengajak saya mengobrol. Tidak sampai 1 menit saya sudah tidak sadar. Ya, pencabutan 7 geraham dimulai. Sebenarnya yang terlihat dicabut itu hanya 3 geraham saja, karena geraham bungsu dari awal memang tidak kasat mata dan tidak muncul ke permukaan gusi.
Satu jam kemudian, operasi selesai. Dalam keadaan setengah sadar saya bisa pindah dari meja (tempat tidur) operasi ke tempat tidur pasien. Kata perawatnya, banyak darah yang keluar dari rongga mulut. Dua jam setelah operasi, saya belum merasakan sakit di rongga mulut, mungkin efek bius masih bekerja. Namun pembengkakan di pipi sudah mulai membesar. Dari artikel yang pernah saya baca, pembengkakan ini bisa berlangsung hingga 7 hari tergantung kondisi pasien. Pasien tidak perlu khawatir Karena pembengkakan bukan merupakan gejala infeksi dan pembengkakan ini akan hilang tanpa meninggalkan bekas. Pasien yang menjalani operasi gigi geraham bungsu cukup mendapat antibiotika, analgetik / penahan sakit dan obat anti inflamasi / anti radang. Selama pembengkakan pasien dapat makan (lunak), aktivitas sehari-hari seperti sekolah atau bekerja. Tapi tidak diperkenankan untuk olah raga terlebih dahulu. Setelah satu minggu benang jahitan dapat dibuka dan obat sudah dapat dihentikan. Karena rajin dikompres, saya hanya mengalami pembengkakan selama 4 hari.
Contoh : Gusi Dijahit Setelah Geraham Bungsu Dikeluarkan
Dari sini saya mengetahui bahwa pasien yang baru selesai dioperasi tidak boleh makan dan minum sebelum ia buang angin (kentut). Ini ada hubungannya dengan sisa bius di tubuh, jika tidak, ini bisa berdampak kematian. Jam 4 sore saya baru buang angin, dan mulailah sedikit demi sedikit minum air putih .
Tanggal 4 Februari saya keluar dari RS. Biaya pengobatan sebesar 3 Juta rupiah ditanggung oleh Askes. Sisanya harus saya bayar sendiri. Klaim yang cukup besar dari Askes ini tentulah sangat membantu.
Sebelum benang-benang jahitan dicabut dari bekas geraham tempat gigi tumbuh, saya hanya makan bubur nasi, minum susu dan sereal. Ini bertujuan agar rahang tidak banyak bekerja mengunyah makanan dan menghindari pendarahan pada sisi bekas operasi.  Sebelum benang dicabut, saya juga tidak boleh menggosok gigi, hanya diperbolehkan berkumur-kumur dengan antiseptic yang tidak membuat ngilu rongga mulut, seperti betadine obat kumur.
Tanggal 7 Februari atau lima hari setelah operasi saya kembali masuk kantor, tapi dengan menggunakan masker selama 2 hari karena masih ada sisa luka di rongga bibir dan mulut tidak nyaman karena sudah 7 hari tidak gosok gigi. Tanggal 9 Februari saya kembali ke rumah sakit untuk mencabut benang sisa operasi. Beberapa benang ada yang sudah menempel ke gusi dan bikin nyeri saat dicabut. Seminggu setelah benang dicabut, saya rutin ke dokter gigi untuk memeriksakan kondisi bekas luka operasi agar tidak terjadi infeksi.
Kata dokter gigi langganan saya, meskipun agak terlambat dicabut, saya sudah melakukan sebuah tindakan baik untuk mencegah komplikasi yang lebih buruk dari pertumbuhan abnormal geraham bungsu. Sampai ini, keluhan sakit kepala yang dulu rutin saya rasakan tiap hari tidak pernah saya alami lagi, benar nyatanya itu muncul dari pertumbuhan abnormal geraham bungsu.

Jumat, 02 Maret 2012

Dhana Widyatmika, Lelaki di Pintu Surga

Ini dia Dhana Widyatmika, Lelaki dari Pintu Surga yang lagi di sorot karena rekening gendutny.

Dhana Widyatmika, Lelaki di Pintu Surga
tarbawi
Ketika ibunya tengah sakit keras dan harus buang hajat di pembaringan, Dhana tidak tega menggunakan pispot karena menurutnya benda itu terlalu keras dan nanti bisa menyakiti tulang ibunya. Sebagai gantinya, ia menengadahkan kedua tangannya dengan beralaskan tisu untuk menampungnya.
***
Ia membuat beberapa orang yang bergaul dengannya merasa iri. Sebagian berkomentar, lelaki muda itu telah dekat dengan pintu surga. Beberapa yang lain berpendapat, sungguh beruntung ia merawat ibunda tercinta dengan kualitas maksimal. Namun, Dhana Widyatmika (33 tahun), putra pertama dari Ibu Sundari (59 tahun) itu hanya berucap, apa yang ia lakukan biasa-biasa saja.
“Saya tidak pernah merasa ini sesuatu yang hebat. Saya hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Ini kewajiban. Saya yakin semua anak juga akan melakukan hal yang sama,” ucapnya.
Ditemui di sela-sela rutinitasnya menjaga dan menemani sang ibu yang dua kali dalam seminggu harus cuci darah, Dhana mengisahkan, selama tiga belas tahun ini, ibu menjadi prioritas utama dalam hidupnya.
Ujian Bertubi-tubi
Semua berawal ketika bulan Februari 1995, Ibu Sundari divonis gagal ginjal
“Ibu batuk-batuk, mual. Saya pikir sakit biasa. Waktu dibawa ke rumah sakit, kadar ureumnya di atas 300, padahal orang normal harus di bawah 40. Artinya racun dalam darah sudah menumpuk. Jadi harus langsung cuci darah. Saat itu, kadar hemoglobin (Hb) Ibu hanya 3,4 sehingga harus transfusi darah, padahal ketika itu bulan puasa, persediaan darah di PMI sangat terbatas sehingga harus mencari donor darahnya,” terang Dhana yang ketika itu masih duduk di tingkat dua sebuah sekolah tinggi di Jakarta.
Sesungguhnya rasa duka kehilangan almarhum ayah dua tahun sebelumnya masih membekas di hati Dhana. Baginya, kepergian ayah menghadap Sang Maha Kuasa bagaikan kiamat kecil. “Saya tidak menyangka. Bapak masih gagah, karir sedang posisi menanjak, dan saya baru masuk kuliah,” kenangnya.
Masih segar dalam ingatannya, hari  ketika ayahnya wafat. Dhana tengah sibuk mencari kaos kaki warna-warni di jatinegara sebagai salah satu syarat mengikuti ospek di kampusnya. “Waktu pulang saya lihat orang ramai, ternyata Bapak meninggal. Sangat mendadak. Saya tidak siap, tapi harus siap. Sebenarnya juga tidak tabah. Apalagi dua tahun kemudian Ibu menderita sakit berat. Kalau bicara mental jatuh, ini jatuh yang kedua. Kok belum selesai musibah yang saya alami dua tahun belakangn ini,” tuturnya.
Kepergian ayah menjadikan sulung dari dua bersaudara yang baru saja lepas SMA itu berubah menjadi kepala keluarga. Tak heran jika dialah yang pertama diberitahu dokter tentang keharusan ibunya untuk cuci darah. Sebuah kabar yang tentu tidak mudah didengar. “Awalnya Ibu tidak tahu. Ibu pikir hanya sekali cuci darah, setelah itu sembuh. Dokter panggil saya, katanya ini harus rutin cuci darah. Saya kepala keluarga dan memang harus menanggung semuanya,” kenangnya.
Dhana sendiri, meski sangat sedih mendengar kondisi kesehatan ibunya, namun saat itu ia merasa optimis, penyakit Ibu akan sembuh dan keadaan akan membaik kembali. “Shock, tapi tidak berpikir bahwa ini tidak bisa sembuh. Saat itu saya tidak menyadari. Dokter juga tidak bilang secara gamblang kalau tidak bisa sembuh. Tahun pertama belum merasa bahwa ini akan menjadi rutinitas. Saya anggap nanti akan ada akhir untuk sembuh,” ujarnya.
Keyakinan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya menyemangati Dhana dan ibunya untuk tak henti-hentinya mencari penyembuhan, baik medis maupun obat alternatif.  Sejak 1995 hingga 2004, boleh dibilang semua pengobatan alternatif yang pernah dilihat di televisi pernah dicoba, namun hingga sekarang, ibunda Dhana tetap harus cuci darah.
Di awal mendengar vonis gagal ginjal, Ibu Sundari sempat mengalami masa-masa penolakan dan kesedihan. Penanganan cepat serta perawatan medis yang sangat memadai memang mampu mengembalikan kondisi fisiknya, kecuali ginjal. Namun keharusan cuci darah sangat menguras ketabahannya. Alhasil, di tahun pertama sejak ibunya sakit, Dhana lebih banyak mengerahkan segenap daya dan usaha untuk membantu mengangkat moril Sang Ibu.
“Secara fisik ibu agak bagus, tapi mentalnya down sekali. Setiap habis cuci darah, pulang, balik lagi ke rumah sakit. Lebih karena psikis. Kadang ada rasa tidak enak di badan, sampai di rumah sakit diperiksa dokter tidak ada apa-apa. Obatnya cuma istirahat. Ibu juga sering bertanya, kapan tidak cuci darah lagi,” tuturnya.
Selain stress karena sudah berusaha berbagai cara tapi tidak juga sembuh, proses cuci darah juga mengandung bagian yang cukup sakit dan menakutkan. “Ada saatnya Ibu merasa, ngapain hidup bergnatung mesin terus. Kalau besok mau dicuci sudah stress, memikirkan akan ditusuk jarum. Sampai sekarang pun Ibu masih selalu kesakitan waktu ditusuk. Saya sangat sedih melihatnya. Melihat orang yang saya cintai ,menderita, itu menjadi penderitaan juga bagi saya. Tapi saya berusaha bertahan. Kalau saya down, bagaimana dengan Ibu.”
Konsentrasi Merawat Ibunda
Sadar kondisi ibunya sangat labil, Dhana memutuskan konsentrasi sepenuhnya untuk menemani Ibu menjalani berbagai proses pengobatan. Tiap hari, sepulang kuliah, Dhana langsung ke rumah sakit. Menghabiskan malam di lantai di bawah tempat tidur ibunya menjadi bagian pola kehidupan Dhana. Menurutnya, posisi di bawah tempat tidur membuatnya cepat mengetahui kalau ada apa-apa. Pagi-pagi biasanya ia pulang sebentar sekadar berganti baju dan membersihkan badan, lalu kuliah. “Saya punya kos, tapi tidak pernah saya tinggali karena kondisi ibu sangat tidak stabil. Selama kuliah tidak sempat bersosialisasi dengan teman-teman karena waktunya tidak memungkinkan. Saya lebih banyak ke Ibu. Saya hanya meninggalkan Ibu ketika kuliah,” tuturnya.
Pilihan untuk mendahulukan Ibu di atas semua urusan lainnya, secara logika, sebenarnya tidak selalu mudah bagi Dhana, yang kebetulan kuliah di sekolah yang lumayan ketat dalam kedisiplinan (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara – Red. Fimadani). Ketika kondisi ibunya sedang sangat menurun, Dhana memilih tidka kuliah agar bisa menemani ibunya. Keputusan itu, bukan hanya melewatkan kesempatan mendengar materi kuliah langsung dari dosen, tapi juga membuatnya kesulitan mencapai batas absen yang diijinkan.
“Kuliah tidak masuk, saya tidak peduli. Saya lebih baik drop out daripada harus meninggalkan ibu saya. Itu yang saya yakini. Boleh dibilang saya tidak pernah belajar meski saat ujian. Bukan karena sombong, tapi memang tidak sempat. Saya sadar risikonya dan juga siap menanggungnya. Tidak pernah ada konflik batin ketika memutuskan itu. Prioritas saya untuk Ibu. Saya tidak pernah sedikitpun khawatir, bagaimana masa depan saya, bagaiman alau tidak lulus atau drop out. Terserah deh, hidup saya mau dibawa kemana. Saya ikut saja. Saya hanya berpikir bagaimana Ibu bisa nyaman, bisa tertolong dari kondisi ini,” jelasnya.
Dhana bersyukur karena ia sama sekali tidak ragu dan yakin menjalani keputusan mengesampingkan kuliah untuk merawat ibunya. Ia merasa, Allah yang membuat hatinya mantap. Selain itu ia berusaha melaksanakan pesan Ayah agar dia menjadi lelaki yang mampu bertnaggungjawab. Dhana mengenang, ketika ia memijit ayahnya, beliau berpesan, “Jika nanti ada sesuatu yang buruk menimpa keluarga, kaulah yang harus menggantikan tugas Bapak, dan kamu harus siap.”
“Saya pikir itu pembicaraan biasa. Saat Bapak meninggal, saya jadi ingat sekali pesan itu. Ketika Ibu sakit, saya semakin yakin, ini yang dimaksud Bapak. Mungkin pesan itu yang membantu saya untuk prioritas ke Ibu. Hanya Ibu, tidak ada hal lain yang saya pikirkan. Saya tahu, saya juga punya kehidupan sendiri yang harus saya tata, tapi saya yakin, saya tidak salah meninggalkan masa depan dan meilih Ibu. Itu keputusan dan komitmen saya. Biarlah masa depan tidak jelas, yang penting saya puas bisa mengabdikan diri pada orang tua,” ucapnya.
Usaha mencari kesembuhan fisik serta menjaga mental ibunya gar terus emangat menjalani pengobatan dilakukan Dhana tanpa henti. “Saya tidak pernah putus asa. Saya menikmati saja. Bahkan saya banyak belajar dari semua ini. Saya coba resapi. Pelajaran yang palin besar itu kesabaran. Kondisi ini membuat saya harus banyak mengalah, bersabar, dan menerima. Ini pasti ada maksudnya, ada hikmahnya,” ujarnya.
Pertolongan Allah itu Indah
Di tengah berbagai usaha yang menguras tenaga, waktu, dan tentu juga uang, Dhana justru kian merasakan betapa banyak kemudahan tak terduga. “Banyak hal aneh yang saya rasa kayaknya tidak mungkin kalau saya balik lagi, kondisi itu akan terjadi lagi,” kenangnya.
Dhana yang sering bolos kuliah, akhirnya harus menerima risiko tidak diperbolehkan mengikuti ujian oleh dosen yang kebetulan dikenal sangat disiplin dan tidak gemar menerima alasan apapun dari mahasiswa yang sering tidak hadir kuliah. “Saya mengahdap dosen itu, saya belum ngomong apa-apa, dia bilang, ya sudah ikut ujian saja. Banyak pertolongan di luar dugaan. Masalah obat juga. Ibu sangat membutuhkan obat, tapi kebetulan stock habis. Cari kemana-mana tidak ada, padahal ibu sangat membutuhkan dan harus cepat. Saya kirim kabar ke banyak kenalan, tidak lama ada yang memberitahu ada obat. gampang sekali,” tuturnya.
Selain itu, Dhana yang memutuskan tidak peduli masa depan asalkan ibunya bisa mendapatkan perawatan, obat dan segala yang terbaik, akhirnya bukan hanya mampu menyelesaikan sekolahnya hingga Pasca Sarjana, namun juga dalam kondisi yang sangat baik di pekerjaan maupun bisnis keluarga yang dikelolanya. “Saya merasa, ternyata ada yang menjaa saya. Kuliah bisa selesai tepat waktu, usaha membesar, dan banyak hal lainnya. Semua kemudahan itu, saya pikir justru tidak bisa saya dapatkan kalau kondisi saya normal-normal saja. Buat orang lain mungkin biasa saja, tapi bagi saya tidak. Ini Allah yang kasih,” ujarnya.
Semua kenyataan itu, ditambah dengan keyakinan pada ajaran agama yang memang memerintahkan agar setiap anak berbakti pada ibunya kian menguatkan Dhana untuk terus memegang komitmennya, mendahulukan kepentingan Ibu di atas semua urusan lainnya, termasuk memberi pengertian istri, kalau ada apa-apa antara Ibu dan istri, maka dia akan mendahulukan ibunya. “Saya sangat bersyukur diberikan pendamping seorang istri yang sangat mengerti dan memahami keadaan saya. Saya juga kadang-kadang bersenang-senang dan pergi ke mall, tapi pikiran terus terkoneksi dengan Ibu. Ketika sedang nonton, Ibu telepeon, saya bilang sedang di luar dan sebentar lagi pulang. Dan saya memang langsung pulang,” ucapnya.
Urusan Dunia pun Dipermudah
Soal bisnis, sudah biasa bagi Dhana untuk menjadwal ulang atau bahkan membatalkan pertemuan apapun, bila bersamaan dengan jadwal cuci darah ibunya. “Saya tidak peduli kehilangan kesempatan. Malah saya pikir itu lebih bagus. Daripada saya paksakan nanti malah kepikiran,” ujarnya.
Lagi-lagi kemudahan tak terduga juga kembali dirasakan Dhana ketika ia menunda sebuah pertemuan yang diprediksi akan mengalirkan keuntungan finansial dalam jumlah lumayan. Penundaan itu membuat rekan bisnisnya merasa heran dan mendesak ingin tahu penyebabnya. Dhana yang sebenarnya tidak gemar menceritakan kondisi keluarga akhirnya menjelaskan kalau hari itu dia harus mengantar ibunya cuci darah. Tak diduga, rekan bisnis itu malah sangat bersimpati dan hal itu mempermudah hubungan bisnis mereka karena dia merasa orang yang pedulidengan ibunya berarti juga orang yang bisa dipercaya.
Keseriusan Dhana menyesuaikan aktifitasnya dengan kondisi Ibu tidak berarti ia tidak smepat kemana-mana. Ke luar kota, bahkan ke lar negeri juga masih dilakukannya meski dengan berbagai persiapan ekstra. Jauh hari sebelum keberangkatan, ia berusaha maksimal agar kondisi Ibu dalam keadaan prima selama hari-hari kepergiaannya. “Kalau kondisi tidak bagus, saya tidak jadi pergi. Saya siapkan kandidat. tante saya datangkan seminggu sebelum berangkat. Saya training dulu. ketika ibu sudah merasa nyaman, baru saya tinggal,” turutnya.
Menampung Berak Ibunda dengan Kedua Tangan
Bagaimana supaya ibunya lebih nyaman, lebih bisa menikmati hidup, dan berkurang rasa sakitnya terus menjadi pusat pemikiran Dhana. Ketika ibunya tengah sakit keras dan harus buang hajat di pembaringan, Dhana tidak tega menggunakan pispot karena menurutnya benda itu terlalu keras dan nanti bisa menyakiti tulang ibunya. Sebagai gantinya, ia menengadahkan kedua tangannya dengan beralaskan tisu untuk menampungnya. “Saya biasa lihat kotoran Ibu. Dari baunya segala macam, saya bisa tahu apa makanan yang dimakannya. Warnanya kalau begini gimana, kalau ada darahnya berarti ambeien ibu sedang sedang kumat. Jadi, sekaligus memantau. Saya bilang ke pembantu, nggak apa-apa kamu jijik, itu memang bukan pekerjaan kamu, biar saya saja,” ujarnya.
Dhana menambahkan, selain agar ibunya nyaman, ia rela melakukan itu karena ia terpikir betapa dulu waktu masih kecil, ibunya juga sering melakukan hal serupa, bahkan mungkin lebih. “Ingatan dulu ibu juga melakukan ini sangat memotivasi saya. Ibu saya, melakukan lebih dibanding yang sekarang saya lakukan. kasih ibu itu luar biasa,” tuturnya.
Demi Kebahagiaan Ibunda
Ia juga mendukung sepenuhnya, dan menyediakan sarana maksimal, ketika Ibunya berniat kuliah di sebuah universitas islam untuk memperdalam agama. Bukan hanya menyediakan mobil dan sopir untuk antar jemput, namun  ia juga kerap menemani ibunya terutama bila kesehatannya sedang menurun, tapi sang ibu tetap ingin kuliah.
Ketika kondisinya kian menurun, dan kemudian Ibu yang terbiasa aktif fan enerjik itu tidak bisa berjalan lagi, Dhana menelepon teman-teman kuliah ibunya agar mereka memindahkan kuliah ke rumahnya. Sejak itu, tiap hari Senin, ibu dan teman-temannya mengadakan pengajian di kediaman keluarganya di bilangan Jatiwaringin, Jakarta Timur.
“Ketika akhirnya bisa berjalan, Ibu drop lagi. Saya bilang, Ibu cuma tidak bisa jalan. Tapi yang lain tidak sakit. Tapi memang perlu waktu. Ada tindakan lain juga. Saya lebih intens bersama ibu. Saya pulang cepat. Saya tanya mau makan apa. Kalau ibu ingin sesuatu, secepatnya saya usahakan terpenuhi. Itu akhirnya bisa menaikkan mental lagi,” ujarnya.
Dhana mengakui, boleh dibilang ia over protective terhadap ibundanya. Saking inginnya sang ibu tetap nyaman dalam perjalanan, ia memilih membawa ibunya dengan ambulans untuk pulang pergi cuci darah meski sesungguhnya masih bisa duduk. Lagi-lagi dengan harapan ibunya akan lebih nyaman dan berkurang rasa sakitnya.
Ia sendiri yang menggendong Ibu dari ambulans ke tempat tidur dan sebaliknya. Ia juga dengan teliti menyiapkan sprei dan bantal sendiri untuk ibunya selama berada di ruang cuci darah yang berlangsung sekitar lima jam. Selama wawancara dengan Tarbawi pun, berkali-kali sempat terputus karena Dhana sibuk menggaruk dan mengusap bagian mana pun dari tubuh ibunya yang gatal, yang karena dalam posisi berbaring agak susah dilakukan sendiri oleh Ibu Sundari. Semuanya ia lakukan dengan lembut dan wajah cerah.
Kesyukuran dan Kesabaran
Kini sudah tiga belas tahun Dhana mengarungi hari-hari yang sepenuhnya ia persembahkan untuk Ibunya. Ia mengungkapkan dari seluruh kejadian yang ia alami, satu-satunya yang membuatnya stress dan sedih adalah ketika menyaksikan ibunya kesakitan. “Saya tidak tega melihat ibu sakit. Kalau bisa saya gantikan sakitnya, saya akan gantikan,” ujarnya.
Dhana mengakui, ia selalu meyakinkan dirinya sendiri, bahwa kondisi ibunya tidak menurun, dan karena itu , ia berharap Tuhan belum akan memanggil ibunya. “Secara fisik ya, dulu bisa berjalan sekarang tidak. Saya punya keyakinan, itu hanya masalah tulang saja. Tapi oragn-organnya selain ginjal baik. Saya selalu minta cek keseluruhan sebulan sekali,” ucapnya.
Menghabiskan belasan tahun mengabdi pada Ibu bukan berarti Dhana telah puas membahagiakan perempuan yang melahirkannya itu. Ia merasa masih ada keinginan Ibu yang belum bisa dipenuhinya, yaitu mendapatkan cucu dari Dhana yang telah menikah namun belum dikaruniai momongan.
Di mata Dhana, Ibu yang kini kerap digendongnya untuk dipindahkan dari tempat tidur ke tempat tidur yang lain tetap sosok yang luar biasa yang dicintai sekaligus dikaguminya. ia selalu teringat, ketika ayahnya wafat, ibunya begitu tabah, bahkan sempat mencoba berbisnis serta melakukan berbagai hal untuk melindungi masa depan kedua putranya, sebelum akhirnya jatuh sakit.
Selain tegar dan penuh cinta kepada kedua putranya, Dhana juga mengagumi kataatan Ibunya menjalankan ibadah. Meski sambil berbaring, ibunya tidak pernah putus shalat, bahkan mampu membaca Al Quran setiap hari. “Ibu punya energi untuk melakukan ibadah yang saya tidak miliki. Itu yang saya kagumi karena saya belum memiliki ketaatan seperti yang dimiliki Ibu. Itu mempengaruhi saya untuk dekat sama Allah. Saya seperti ini karena doa beliau,” tuturnya.
Dhana yakin, ia menjadi seperti sekarang ini, dimudahkan dalam banyak urusan kerja maupun lainnya, semua berkat da dari ibunya. “Saya merasa doanya itu luar biasa melindungi saya. Ridha Ibu itu nomor satu. Meski dalam kondisi sakit, berkah dari ridha Ibu tidak berubah. Misalnya sama Ibu sedang tidak enak, tegang, saya tidak berangkat ke kantor atau meninggalkan Ibu sebelum masalah clear. Ibu harus tertawa dulu atau tenang. paling tidak sudah bisa memaafkan saya, baru bisa enak berangkat kerja,” tandasnya.
Namun ia mengakui, bertambahnya usia memang ada hal-hal yang dia lakukan untuk melindungi ibunya. Bila dulu semasa kecil atau remaja dia sering menceritakan segala kesulitan pada Ibu, kini dia memilih untuk menyeleksi ketika hendak menceritakan masalahnya. “Kalau saya sednag ada masalah, paling saya bilang, doain ya, Bu. Saya hanya cerita detail untuk hal yang menyenangkan,” turutnya.
Berulangkali Dhana menyatakan rasa syukur karena ketika ibunya jatuh sakit belasan tahun sailam, ia menetapkan prinsip untuk menempatkan Ibu sebagai prioritas dalam hidupnya. “Say bersyukur karena telah mengambil langkah yang tepat. Kalau saya pilih masa depan, masa depan belum tentu dapat dan saya kehilangan sesuatu yang harusnya saya lakukan. Saya bersyukur, sangat bersyukur dengan kondisi seperti ini. Orang lain mungkin bilang kasihan, tapi saya bersyukur,” ujarnya.
Bagi Dhana, berlelah-lelah, dalam suka dan duka merawat Ibu, akhirnya membuahkan banyak pelajaran tentang kehidupan. Kesabaran, penerimaan, semua itu begitu dalam maknanya bagi Dhana. kesabaran pula lah, salah satu pelajaran berharga yang diakuinya turut memperbaiki kualitas dunia batinnya yang membuat nya merasa telah menjalani hidup penuh arti. Perjalanan hidup yang tak sekadar mengikuti proses biologis, namun juga menjadi perjalanan menuju pemahaman hakikat hidup dan juga hakikat mati.
disalin dari Majalah Tarbawi Edisi 164 Th.8/Ramadhan 1428 H/21 September 2007 M

Rabu, 29 Februari 2012

5 Syarat Menjadi Researches

1. Brain, otak yang brilian
2. Skill, kemampuan teknik meneliti dan memaknai fenomena yang memadai
3. Bravery, keberanian menanggung resiko akibat penelitian
4. Ethics, kemampuan menjaga kode etik penelitian
5. Relationship, kemampuan menjalin relasi dengan pihak-pihak yang terlibat.
(Sumber: Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D. dalam Campus Fresh Chicken),2003)

Jumat, 10 Februari 2012

HIRIKO, MOBIL LIPAT

Jumat, 10/02/2012 08:17 WIB

Lucu, Mobil yang Bisa Dilipat

Muhammad Ikhsan - detikOto
img


Brussel - Jalan perkotaan yang kian padat dan lahan parkir yang kian sempit di kota-kota besar ternyata mendapat perhatian khusus perusahaan teknologi di Basque, Spanyol.

Perusahaan asal negeri Matador itu berinovasi dengan mengembangkan mobil lipat bertenaga listrik yang dijuluki Hiriko. Hiriko sendiri berarti urban dalam bahasa Basque.

Bagaimana cara melipatnya? Mobil bisa dilipat seperti halnya melipat kereta dorong bayi. Sasis mobil akan bengkok seperti kereta bayi. Mobil itu sudah dipamerkan ke hadapan Komisi Eropa di markasnya di Brussel akhir Januari lalu.




Posisi mobil ketika terlipat (MIT)

Mobil tersebut cukup kecil, panjangnya hanya 2,5 meter, dan tidak memiliki pintu samping. Jadi untuk masuk ke kabin penumpang, Anda bisa lewat jendela depan dengan melangkahi dashboard mobil.

Dengan bodi yang tidak terlampau besar, Hiriko disebut-sebut sebagai mobil anti macet dan krisis lahan parkir serta mobil ramah lingkungan, sebab digerakkan oleh tenaga listrik.

Seperti dilansir AFP, Jumat (10/2/2012) Hiriko menggunakan 4 motor yang dikawinkan dengan lithium-ion. 1 mobil listrik menggerakan 1 roda secara independen.

Meski kecil mobil yang hanya bisa menampng 2 penumpang ini sanggup menjangkau jarak tempuh 120 kilometer dengan satu kali pengisian penuh baterai. Sementara kecepatan maksimalnya mencapai 90 km/am.

Desainer dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, Amerika Serikat yang juga bekerjasama dengan perusahaan teknologi di Basque, Spanyol mengatakan Hiriko adalah cikal bakal mobil perkotaan yang memiliki banyak keunggulan.

Beberapa pemerintahan sudah berniat untuk membeli mobil tersebut, di antaranya Berlin, Barcelona, San Francisco, Hong Kong. Selain itu Paris, London, Boston, Dubai dan Brussel juga tertarik.

Kabarnya mobil mobil tersebut diproduksi pada 2013, dan mulai dijual di Eropa dengan banderolan 12.500 euro atau sekitar Rp 148 juta

.sUMBER:

Kamis, 09 Februari 2012

Desa Unik Di Dunia

Desa merupakan tempat tingal masyarakat yang jauh dari kota, desa juga identik dengan masyarakatnya yang gaptek dan jauh dari kemajuan dan kesejahteran masyarakat di desa biasanya pada umumnya sangat rendah mungkin karena sebap itu munculah desa desa yang unik dari penjuru dunia berikut.

1. Desa Dengan 100 Kembar Identik


Tak heran jika guru di sekolah itu mendapat tugas tambahan untuk menghapal muridnya satu per satu. Kedua puluh pasang anak kembar itu berjenis kelamin sama dan merupakan kembar identik. Para guru kerap salah saat menyapa nama mereka. Apalagi setiap pasang anak kembar hanya dibedakan dengan belahan rambut.

Salah satu pasangan kembar mengatakan, tanda lahir di leher merupakan salah satu pembeda mereka. Selebihnya mereka nyaris sama. Warga Desa Kodinji yang mayoritas muslim juga mengatakan, keberadaan anak kembar di desa itu bukan hal yang aneh. Mereka mengangapnya sebagai hal istimewa yang dianugerahkan Sang Pencipta.

Kebanyakan anak kembar juga lahir di rumah sakit yang sama. Menurut gynaecologist rumah sakit setempat, selama 10 tahun ia bekerja tercatat ada 100 hingga 150 kembar. Lima atau enam di antaranya kembar tiga. Kenyataan itu melahirkan misteri yang mengundang untuk diteliti lebih lanjut.

2. Desa Unik yang Mempunyai Penduduk Hanya Satu Orang


Adalah seorang pria bernama Don Sammons (60th) yang sudah terbiasa tinggal sendirian. Di rumah? Tidak! Dia tinggal di dalam sebuah desa aneh yang hanya berpenduduk 1 orang, yaitu dirinya. Sendirian!

Desa Buford terletak di Wyoming, Colorado, daerah perbukitan dengan suhu rendah terlebih di musim dingin. Desa ini telah ditinggalkan oleh seluruh penghuninya yang memilih untuk tinggal di tempat lain untuk mencari penghidupan yang lebih baik karena merasa wilayah ini tidak akan bisa berkembang. Namun tidak demikian dengan Kakek Sammons yang kekeh untuk tetap tinggal di sana walaupun seorang diri.
Sammons meninggalkan Los Angeles taun 1980 bersama istri dan anaknya dan memilih menetap di Buford yang ketika itu masih dihuni oleh sekitar 2000 orang pekerja rel kereta api. Ketika istrinya meninggal 15 tahun lalu, anaknya yang kini berusia 26 tahun pun memilih untuk pindah ke kota Colorado.
Sammons mengelola sendiri sebuah pom bensin kecil dan sebuah toko untuk melayani mereka yang mampir dalam perjalanan lintas negara. “Dalam sehari toko saya bisa dikunjungi 1000 orang di musim panas, namun menurun hingga 100 orang saja di musim dingin,” kata Sammons yang mengklaim dirinya sebagai raja di Buford.

3. Desa Dengan Penduduk Keterbelakangan Mental

Sebanyak 445 warga di tiga desa yakni Desa Patihan, Pandak, dan Sidoharjo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengalami keterbelakangan mental atau idiot. Kondisi ini diyakini sudah terjadi sejak 1970-an. Saat itu terjadi kemarau berkepenjangan di lereng perbukitan Rajekwesi yang menjadi awal malapetaka kemiskinan. Tiga desa tersebut bersebelahan hanya dipisahkan oleh gugusan perbukitan Rajekwesi. Desa Sidoharjo berada di lereng sebelah utara, Desa Karang Patihan di lereng timur, sementara Desa Pandak berada di tenggara. Namun jarak antar desa mencapai puluhan kilometer dipisahkan hutan dan perbukitan kapur.

Kepala Desa Karang Patihan Daud Cahyono menuturkan, sejak kemarau menerjang, kondisi desa di sekitar perbukitan menjadi tandus dan berkapur. Tak sedikit warga yang kekurangan gizi, kekurangan iodium, sehingga menyebabkan kebodohan.

Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo Iman Sukmanto membenarkan hal tersebut. Menurut dia, salah satu penyebab keterbelakangan mental ratusan warga adalah kekurangan iodium yang banyak terdapat pada garam atau kecap. Untuk menghindari agar kasus idiot tidak berlanjut, Pemkab dan Dinkes Ponorogo terus melakukan sosialisasi perbaikan gizi kepada masyarakat, termasuk pembagian garam iodium gratis kepada seluruh warga.

Diharapkan generasi baru di kawasan tersebut tidak lagi mengidap keterbelakangan mental.

Pengidap idiot parah yang sudah berusia lanjut dan tidak bisa beraktivitas sama sekali, Pemkab berencana memberikan santunan berkala sampai penderita habis.
Sumber: http://forum.vivanews.com/aneh-dan-lucu/282100-desa-unik-di-dunia.html

Kamis, 26 Januari 2012

Sukses Besar Setelah Resign

Kamis, 26/01/2012 07:43 WIB
10 Kisah Orang-orang yang Sukses Besar Setelah Resign 
Nurul Qomariyah - detikFinance



Kesuksesan setelah berhenti dari pekerjaan kantoran Anda memang bukan jaminan. Namun untuk beberapa orang bisa beruntung setelah mengatakan 'Saya berhenti". Dengan kerja keras dan kebulatan tekad, mereka kini bisa berbalik mendulang sukses.

Berikut kisah sukses orang-orang setelah berhenti dari pekerjaannya. Orang-orang ini bisa mendulang jutaan dolar dan menciptakan kekayaannya sendiri. Berikut 10 orang-orang beruntung itu, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (26/1/2012).

1. Shep dan Ian Murray, Vineyard Vines



Dua bersaudara, Shep dan Ian Murray ini merasa frustasi dengan pekerjaan mereka di belakang meja pada sebuah perusahaan di Manhattan. Shep Murray sebelumnya adalah seorang Account Executive di sebuah perusahaan periklanan, sementara Ian Murray bekerja di sebuah perusahaan public relation kecil. Pada tahun 1998, Shep Murray mengundurkan diri, disusul saudaranya 10 menit kemudian.

Mereka selanjutnya mengambil tunai dari kartu kredit untuk mulai mendirikan Vineyard Vines, sebuah dasi yang berbasis di Martha's Vineyard. Ide mereka mengambil uang tunai dari kartu kredit sempat dicemooh dan dinilai bodoh.

Pada awalnya, mereka menjual dasi-dasi itu di tas ransel, di pantai, di kapal dan di bar. Mereka menjual habis 800 dasi dalam pekan pertama. Mereka dengan cepat memasannya lagi, membayar utang dan pindah ke kantor pertamanya. Satu dekade kemudian, bisnis mereka kini meliputi seluruh clothing line.

Saat ini ada 18 toko ritel Vineyard Vine di seluruh negara, dan jaringannya dapat ditemukan di hampir 500 toko. Vineyard Vine diperkirakan mampu mencetak penjualan hingga US$ 100 juta pada tahun 2011.

2. Rick Wetzel dan Bill Phelps, Wetzel's Pretzels



Rick Wetzel dan Bill Phelps dulunya sama-sama bekerja di Nestle ketika konsep Wetzel's Pretzels terlahir. Keduanya sedang dalam perjalanan bisnis ketika Wetzel mengatakan kepada Phelps tentang ide istrinya untuk membuat pretzel yang besar dan lembut dan dijual di mal. Malam itu, mereka duduk di bar dan menggambarkan rencana bisnisnya pada sebuah kain serbet.

Wetzel kemudian menjual Harley Davidson miliknya untuk mendanai bisnis yang dijalankannya di waktu senggang itu. Mereka menggandeng partner untuk menciptakan resep di dapur Phelp. Dan ketika waktunya tiba untuk membuka toko, mereka mencoba meyakinkan pemilik mal untuk datang ke rumah mereka dan mencoba kreasinya. Dan ternyata pemilik mal itu menyukai rasanya, sehingga mau menyewakan tempat untuk toko pertama Wetzel's Pretzels.

Itu adalah tahun 1994. Setahun kemudian, Wetzel dan Phelps mendapatkan keberuntungannya ketika mereka mendapatkan beberapa paket penawaran (untuk berhenti) dari Nestle. Mereka membuka lagi beberapa toko sebelum memutuskan untuk mewaralabakannya pada tahun 1995. Saat ini tercatat ada 250 toko Wetzel's Pretzel di seluruh AS, dengan lokasi di Jepang dan India diharapkan dibuka pada tahun ini. Penjualan di seluruh wilayah diperkirakan mencapai US$ 100 juta dengan pertumbuhan penjualan mencapai 9% pada tahun 2011.

3. Terry Finley, West Point Thoroughbreds



Terry Finley menyelesaikan tugas militernya pada tahun 1990 ketika dia dan istrinya, Debbie kemudian membeli kuda seharga US$ 5.000. Kuda yang diberi nama Sunbelt itu memenangkan pacuan pertamanya dan Finley pun tersangkut.

"Melakukan apa yang Anda cintai dan membuatnya profesional adalah jauh lebih baik ketimbang hanya sekedar bekerja untuk hidup," jelas Finley.

West Point Thoroughbreds sekarang membeli 20-25 kuda setiap tahun, membentuk kelompok investor yang dapat meraup laba ketika kuda-kudanya menang, mengembangbiakkan dan menjual. Sejak tahun 2007, kuda-kuda mereka telah memenangkan lebih dari 20% pacuan, sehingga membuat mereka bisa meraup US$ 16 juta. Penjualan tahunan mereka mencapai US$ 7 juta.

4. Dana Sinkler dan Alex Dzieduszycki, Terra Chips



Dana Sinkler dan Alex Dzieduszycki sebelumnya bekerja untuk chef bintang, Jean-Georges Vongerichten di restoran bintang empatnya, Lafayette di New York. Mereka kemudian memutuskan berhenti dan memulai bisnia ketering pertamanya. Mereka ingin menciptakan sebuah sajian khusus untuk disajikan di bar, namun mereka ingin sesuatu yang berbeda dari elaborasi satu piringan penuh sayuran atau crudité platters, yang populer pada saat itu. Jadi pada tahun 1990, mereka bereksperimen dengan menggoreng sayur-sayuran di dapur apartemen kecil Sinkler.

Dan ternyata keripik sayur-sayuran kreasi mereka 'Terra Chips' menjadi sangat populer dan bisa dijual di toko. Sebuah perusahaan swasta membeli 51% saham mereka pada tahun 1995, dan pada tahun 1998 Hain Celestial membeli Terra Chips sebagai bagian dari kesepakatan senilai US$ 80 juta dengan 3 perusahaan lain. Pada saat itu, ujar Dzieduszycki , Terra Chips memiliki penjualan hingga US$ 23 juta.

Sinkler dan Dzieduszycki telah bergerak ke perusahaan baru. Sinkler kini telah memulai bisnis restoran baru yang disebut Hubee D's, sementara Dzieduszycki memulai Julian's Recipe, yang menjual waffle beku.

5. Adam Lowry dan Eric Ryan, Method



Adam Lowry dulunya bekerja sebagai ilmuwan iklim, sementara Eric Ryan bekerja di bidang periklanan. Keduanya memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan mengembangkan bisnis produk pembersih yang ramah lingkungan, Method. Pada saat itu tidak banyak pilihan untuk produk kebersihan yang tidak mengandung unsur-unsur kimia berbahaya. Sehingga dua orang yang berteman baik sejak anak-anak itu mulai melakukan riset dan Lowry bahkan mencampur bahan kimia di bak cuci apartemen mereka.

Mereka juga menarik uang tunai dari kartu kredit, dan menggabungkan dana hingga US$ 200.000 dari keluarga, teman dan memulai Method pada tahun 2000. Method telah menjadi sebuah perusahaan swasta dengan pertumbuhan paling cepat di Amerika dengan produk sekitar 100 mulai dari sabun tangan hingga sabun cuci piring dan pembersih kamar mandi. Pendapatan kotor perusahaan itu diperkirakan mencapai US$ 100 juta.

6. Rod Johnstone, J/Boats



Rod Johnstone berusia 38 tahun dan bekerja sebagai sales untuk publikasi kapal ketika memutuskan untuk berhenti dan mewujudkan mimpi perahu layarnya. Ia semula sangat menikmati, namun kemudian merasa pertumbuhannya tidak cukup cepat. Orang tuanya kemudian mendonasikan kayu yang bernilai beberapa ratus dolar, dan Johnstone kemudian mulai membangun kapal di garasinya. Satu setengah tahun kemudian kapal impiannya rampung dan ia mulai mengikutkannya dalam perlombaan. Didorong oleh kesuksesannya, Johnstone memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan mewujudkan impiannya.

Itu adalah tahun 1977. Setelah itu, J/Biats telah membangun lebih dari 13.000 kapal, dari yang kecil hingga kapal pesiar mewah sehingga mendatangkan pendapatan hingga jutaan dolar. Desain awal Johnstone, J/24 kini ada di Sailboat Hall of Fame.

7. Andy Schamisso, Inko's White Tea



Pada tahun 2002, Andy Schamisso bekerja sebagai public relations namun tidak merasa nyaman. Suatu hari, ketika istrinya tidak dapat menemukan teh putih yang jarang untuk es tehnya, Schamisso menemukan panggilannya. Ketika sedang mencarinya di internet, ia menemukan keuntungan keseatan dan memutuskan membawa resep istrinya ke orang lain.

Jadi setelah 13 tahun di perusahaan PR, Schamisso memutuskan untuk berhenti bekerja dan memulai Inko’s White Tea, yang dinamakan seperti anjingnya. Setelah mendapatkan cukup uang untuk membuat 6.000 kotak, Schamisso pergi ke jalanan di New York untuk menjual produknya. Setahun kemudian, order sudah beruba dari kardus-kardus ke truk-truk. Saat ini ada 14 jenis Inko’s White Tea di pasar. Dalam beberapa tahun terakhir, penjualan tahunan perusahaan mencapai US$ 3 juta.

8. Kim dan Beaver Raymond, Marshmallow Fun Company



Kim dan Beaver Raymond, keduanya sama-sama mengatakan "Saya Berhenti" setelah mainan yang semula mereka ciptakan untuk anak-anak mereka berubah menjadi mainan yang sangat hits. Dua bersaudara itu sebelumnya sama-sama bekerja di industri fesyen. Pada tahun 2002, mereka membuat mainan tembakan dari pipa PVC untuk pesta ulang tahun anak mereka. Dipicu oleh kesuksesan pertempuran makanan yang mereka saksikan, pasangan itu dan beberapa temannya kemudian menggambarkan bagaimana membangun dan memasarkan mainan baru tersebut.. dan Marshmallow Fun Company terlahir.

Pada tahun 2010, Marshmallow Fun Company menjual lebih dari 7 juta tembakan mainan anak-anak.

9. Rocky Patel, Rocky Patel Cigars



Rocky Patel merupakan pengacara entertainment Hollywood, sebelum akhirnya sukses mengembangkan bisnis cerutu. Setelah didekati untuk kemungkinan memroduksi brand cerutunya sendiri, Patel memutuskan untuk mengubah kecintaannya menjadi sebuah karir. Padahal teman-teman dan koleganya telah mengingatkan dia yang akan meninggalkan praktik hukumnya untuk industri yang ia belum ketahui. Namun Patel melihat sebuah kesempatan untuk menciptakan produk yang ia pikir hilang dari pasar. Jadi iapun meninggalkan bisnis hukum dan mulai memroduksi cerutu pada tahun 1996, mengubah rumahnya di California menjadi kotak tembakau.

Setelah awal yang sangat sulit, Patel memutuskan untuk memindahkan bisnisnya ke Florida dimana sebagian besar perusahaan cerutu AS berada. Ia mendapat sukses besar pada tahun 2003 dengan Rocky Patel Vintage Series yang mendapatkan peringkat tinggi dan pujian.

Rocky Patel Cigars saat ini memroduksi 200.000 cerutu setiap tahunnya, dengan penjualan lebih dari US$ 40 juta pada tahun 2011.

10. Paul English, Kayak



Paul English bekerja di sebuah perusahaan modal, Greylock pada tahun 2004 ketika Steve Hafner yang mendirikan Orbitz mengungkapkan ide untuk membuat perusahaan perjalanan yang berbeda. Setelah melakukan pertemuan selama 1 jam dan 3 gelas minuman, English dan Hafner membentuk Kayak, sebuah mesin pencari perjalanan online. English pun berhenti dari pekerjaannya di Greylock dan mulai menjadi chief technology officer untuk website baru itu.

Kayak menjadi tempat pencarian ratusan situs perjalanan yang lengkap karena ada tarif pesawat, hotel, sewa mobil dan kini berada di peringkat 1 untuk pasar tersebut. Kayak juga menyampaikan dokumen untuk IPO pada tahun 2010, meski hingga kini belum juga dilakukan. Perusahaan tersebut dilaporkan meraup pendapatan hingga US$ 170,6 juta pada 9 bulan pertama di 2011. Kayak memproses 670 juta pengguna informasi perjalanan dan memiliki 5 juta download aplikasi mobile pada periode tersebut.

(qom/qom)