Sabtu, 16 April 2011

Menikmati Film Tanda Tanya

Menikmati kesendirian di week-end ini dengan nonton Film di Studio 21 Atrium Senen. 
 Film ke 14 Hanung Bramantyo ini  mengisahkan tentang konflik keluarga dan pertemanan  yang terjadi di sebuah area dekat Pasar Baru, dimana terdapat Masjid, Gereja dan Klenteng yang letaknya tidak berjauhan, dan para penganutnya memiliki hubungan  satu sama lain.
Dikisahkan bahwa  terdapat 3 keluarga dengan latar belakang yang berbeda. Keluarga Tan Kat Sun  memiliki restauran masakan Cina yang tidak halal, Keluarga Soleh, dengan masalah Soleh sebagai kepala keluarga yang tidak bekerja namun memiliki istri yang cantik dan soleha, Keluarga Rika, seorang janda dengan seorang anak, yang berhubungan  dengan  Surya, pemuda yang belum pernah menikah. Hubungan antar keluarga ini dalam kaitannya dengan masalah perbedaan pandangan, status, agama dan suku,  akan dipaparkan  secara menarik  dalam film berdurasi 100 menit.
Keberagaman dan toleransi merupakan dua hal yang saling terkait, terutama jika menyangkut masalah keagamaan dan suku bangsa.  Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim dengan berbagai macam etnis dan kebudayaan, memiliki banyak kisah perihal toleransi yang menarik untuk diangkat dalam tayangan layar lebar. Hanung Bramantyo sebagai seorang sutradara kawakan tergerak untuk dapat menghadirkan kisah dengan latar belakang perbedaan ini kepada masyarakat Indonesia

Reza Rahadian sebagai Soleh

Seorang lelaki pengangguran yang hidup dalam impiannya untuk menjadi seseorang yang berarti, termasuk menjadi pahlawan bagi istri dan kedua anaknya, namun belum mendapatkan jalan yang baik. Soleh akhirnya menjadi anggota banser NU

Revalina S Temat sebagai Menuk

Seorang perempuan yang soleha dan cantik, istri dari Soleh. Cinta Menuk kepada suaminya begitu mendalam walaupun suaminya tidak memiliki pekerjaan. Menuk memilih Soleh daripada Hendra, anak dari Tan Kat Sun yang keturunan Tionghoa, karena Soleh memeluk agama yang sama dengannya, yaitu Islam. Untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari, Menuk bekerja di di restoran Kanton Pak Tan

Agus Kuncoro sebagai Surya

Seorang pemuda yang sedang berjuang meraih impian menjadi bintang film dengan memerankan peranan-peranan kecil. Surya menjadi pacar Rika setelah Rika bercerai dengan suaminya. Surya mengetahui jika kondisi ini semakin memojokan Rika pada posisi yang tidak menyenangkan di mata para tetangga sekitar. Walaupun seorang Muslim, Surya berhasil memerankan dengan baik beberapa peranan yang terkait dengan agama lain, termasuk menjadi Yesus pada acara Jumat Agung di gereja

Endhita sebagai Rika

Seorang janda beranak satu, yang baru saja berpindah agama. Rika memiliki toko buku yang sekaligus menjadi rumah tinggalnya. Karena status janda dan keputusannya pindah agama, Rika sering mendapat cemoohan para tetangga, namun Rika tetap pada pendiriannya. Rika juga harus menghadapi protes dari anaknya, Abi dan ibunya atas keputusannya tersebut

Rio Dewanto sebagai Hendra

Anak dari Tan Kat Sun dan Lim Giok Lie yang sedang mencari jati diri. Dalam proses mencari jati diri tersebut, dia selalu bertentangan dengan kedua orangtuanya, termasuk dalam menjalankan usaha restoran. Hendra jatuh cinta pada Menuk dan merasa sakit hati berkepanjangan karena Menuk lebih memilih Soleh yang pengganguran dikarenakan Soleh seorang Muslim.

Hengky Sulaeman sebagai Tan Kat Sun

Seorang ayah dan pengusaha restoran masakan Cina. Dalam kondisi kesehatannya yang tidak baik, pak Tan selalu bersikap positif, namun merasa jengkel dengan sikap anaknya yang tidak peduli terhadap usahakeluarga.
 Film ini sangat asyik. Layak Ditonton !!
Sumber:
http://filmtandatanya.com/

Jumat, 15 April 2011

Karya seni ukir pisang yang luar biasa


 
Mengukir batu? itu biasa, Mengukir kayu? Apalagi, Tapi kalo mengukir pisang? Itu baru luar biasa. Setidak lazim, seni mengukir pisang juga memerlukan keahlian dan ketelitian tinggi, kan semua orang juga tahu, kalo pisang itu lembeknya minta ampun. Lalu, emangnya ada seni ukir pisang? Ada dong, ini buktinya

http://1.bp.blogspot.com/-ppRtq0Ol3kY/TacLX4QEpMI/AAAAAAAAECM/MeanSbPmAWQ/s1600/pisang%2B2.jpg
http://4.bp.blogspot.com/-PYuRMYQv0lw/TacLXlDQJyI/AAAAAAAAECE/V-wqzG5jkGo/s1600/pisang%2B1.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-o9mi89sG1RM/TacLYMVPMEI/AAAAAAAAECU/Xap3KMGU1e4/s1600/pisang%2B3.jpg
http://3.bp.blogspot.com/-7HWikVd7LnQ/TacLYdSI28I/AAAAAAAAECc/8llE0FObBiA/s1600/pisang%2B4.jpg

Rabu, 13 April 2011

Miliuner Muda Berbagi Insipirasi Untuk Meraih Kesuksesan

Senin, 21 Februari 2011

Setiap tahunnya, beberapa orang berhasil menjadi miliuner baru. Kebanyakan dari mereka adalah warga negara Amerika. Yang lebih mencengangkan lagi, sebagian dari mereka sudah menjadi miliuner bahkan saat masih menjadi anak sekolahan. Visi, kecerdasan, dan keteguhan adalah 3 dari beberapa hal yang membuat mereka berhasil. Apa kata mereka mengenai keberhasilan yang mereka raih? Siapa tahu bisa Anda jadikan pegangan juga untuk menjalani rencana Anda menjadi wirausahawan:

1. Mark Zuckerberg
 
Di tahun 2007, ketika berusia 23 tahun, pria ini mengembangkan sebuah sistem yang kini sangat terkenal, Facebook. Dalam sekejap, ia menjadi salah satu miliuner paling kenamaan. Belum lagi namanya makin melambung setelah kisah suksesnya diabadikan dalam film "Social Network". 
Pria ini memandang bahwa anak-anak muda itu kreatif dan memiliki kecerdasan. Ia punya harapan tinggi terhadap anak-anak muda.

2. Michael Dell
 
Di usia 19, Dell keluar dari kuliahnya di University of Texas tak lama setelah ia memulai sebuah perusahaan komputer yang menjual langsung kepada konsumen dengan harga yang lebih rendah ketimbang pesaing di ritel. Begitu ia mencapai usia 24 tahun, perusahaan yang dikenal dengan Dell memiliki pemasukan sekitar 258 juta dollar AS.

Nasihat dari pria yang kini berusia 45 tahun itu untuk para wirausahawan, 
"Anda harus memiliki gairah terhadap usaha Anda. Saya rasa orang-orang yang mencari ide-ide besar di luar sana untuk mendapatkan uang tidak sesukses orang-orang yang mencaritahu apa gairahnya yang terdalam untuk kemudian dibuat menjadi usaha."
3. Catherine Cook
 
Sekarang Catherine Cook sudah berusia 20 tahun, dan selama 2 tahun terakhir ia sudah menjadi miliuner. Ia, bersama kakaknya, David dan Geoff memulai sebuah situs jejaring sosial yang populer di antara remaja Amerika, namanya myYearbook saat mereka masih duduk di bangku sekolah.

Nasihatnya bagi para pengusaha muda, 
"Berhentilah berpikir dan mulailah melakukan. Saat masih muda adalah waktu paling tepat untuk memulai usaha, karena belum ada tanggung jawab yang harus didapuk seperti saat seseorang mencapai usia dewasa. Yang paling parah bisa terjadi adalah Anda gagal. Tetapi Anda bisa belajar dari kegagalan dan mengubahnya menjadi keberhasilan di upaya berikutnya."

4. Sean Belnick
 
Di usia 16, Sean sudah menjadi miliuner dengan cara menjual kursi-kursi kantor lewat online, di situs BizChair.com. Sambil menjalaninya, ia melanjutkan pendidikan di Emory University's Goizueta Business School. Kini ia sudah mencapai usia 23 tahun.
"Tak pernah ada kata memulai terlalu cepat. Ada begitu banyak informasi yang hebat di internet. Lakukan riset dan cari cara untuk mencari tahu apa yang ingin Anda lakukan," saran Sean.
5. Jermaine Griggs
 
Pria yang kini berusia 27 tahun ini berhasil menjadi miliuner di usia 23 tahun dengan mengejar gairahnya untuk menjadi guru musik. Situsnya, HearAndPlay.com didesain untuk membantu orang belajar memainkan piano, gitar, dan drum tanpa perlu membaca not balok. Lebih dari 2 juta pelajar mengunduh pelajarannya setiap tahun.

Kata-kata yang ia sampaikan buat para pemula, 
"Mengertilah kekuatan penjualan, jangan hanya mengerti siapa Anda dan ide Anda. Pelajari bisnisnya. Pelajari bagaimana orang-orang sebelum Anda berhasil menjalaninya, cari pula orang-orang yang memiliki mimpi serta aspirasi yang sama dengan Anda."
6. Matt Mickiewicz
 
Di usia 22, ia berhasil mencapai gelar miliuner lewat 3 situs yang ia ciptakan; SitePoint, 99Designs, dan Flippa.com. Menurut Mickiewicz, internet memberikan para wirausahawan umpan balik yang langsung kepada para pelanggan, membuatnya jadi lebih murah untuk mengetes dan meluncurkan ide. Nasihatnya untuk para pengusaha muda, 
"Orang yang mengatakan bahwa dibutuhkan modal besar untuk mencetak banyak uang hanyalah orang yang mencari-cari alasan. Ciptakan nilai besar untuk orang lain dengan menyediakan solusi yang belum pernah ada sebelumnya."
7. Juliette Brindak
 
Di usia 19 tahun, wanita ini sudah mencetak diri menjadi miliuner. Ia mulai menggambar tokoh-tokoh remaja perempuan sejak usia 10 tahun. Kemudian, ia menggunakan karakter-karakter tersebut dalam situsnya, MissO and Friends. Nasihatnya untuk para pemula, 
"Isi tim Anda dengan orang-orang yang percaya pada ide Anda. Jika ada yang mulai meragukan perusahaan Anda sebaiknya segera disingkirkan."
8. Cameron Johnson
 
Di usia 9 tahun, ia mulai membuat perusahaan pembuatan kartu ucapan di rumahnya. Di usia 12, ia membantu saudarinya yang membuat koleksi Beanie Baby dan meraih untung sekitar 50 ribu dollar AS. Kini, di usia 25 tahun, ia sudah berhasil meluncurkan lebih dari puluhan situs. Ia bahkan memiliki acara televisi sendiri di BBC, bertajuk, "Beat the Boss".

Nasihatnya untuk yang ingin memulai usaha sendiri, 
"Mulailah bergerak. Lakukan sesuatu, mulai dari kecil. Semakin kecil modalnya, semakin mudah untuk mendapatkan keuntungan. Ciptakan nilai lebih untuk orang lain, dan Anda akan mendapatkan hasil lebih."

Sumber :  female.kompas.com

Senin, 04 April 2011

Midin Muhidin, Ekspor Lintah Hingga ke China




Senin, 04 April 2011 10:20
Menjijikkan tapi menguntungkan. Begitulah slogan Midin Muhidin, pengusaha dari Depok, Jawa Barat, dalam mengibarkan usaha lintahnya. Di tangannya, binatang penghisap darah ini justru membawa berkah dan rezeki. Baru setahun lebih usahanya berjalan, ia sudah bisa mengantongi omzet hingga Rp 120 juta per bulan.

midin_mBerawal dari memerhatikan terapi lintah untuk kesehatan, Midin bertekad untuk mulai membudidayakan lintah. Ia pikir budidaya lintah adalah peluang bisnis yang sangat bagus. Dengan modal awal Rp 10 juta, ia memulai usaha pada September 2009. Badan usaha peternakan lintah yang didirikannya dinamai CV Enha Farm. Ia beruntung karena lahan budidaya yang ia pakai adalah milik saudaranya.

Midin terus sambil mempelajari manfaat lintah sebagai alat terapi dari bermacam referensi secara otodidak. Ia menemukan fakta bahwa lintah bisa mengobati bermacam penyakit termasuk diabetes dan stroke. Saat lintah menyedot darah kotor, binatang tersebut juga melepas zat hirudinnya yang berfungsi sebagai antikoagulan yang dapat mencegah penggumpalan darah.

Tapi, tak sembarang lintah bisa dipakai untuk terapi. Hanya lintah jenis Hirudo medicinalis atau Hirudo spinalis yang bisa digunakan sebagai sarana terapi. Di Indonesia, lintah ini dikenal dengan nama lintah kerbau. Lintah kerbau hanya hidup di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Makanya, negara-negara barat selalu mencari lintah kerbau ke negara-negara tersebut dengan jumlah permintaan yang tinggi. "Thailand dan Malaysia sudah lebih dulu mengekspor lintah," tutur Midin.

Menurut Midin, budidaya lintah cukup mudah lantaran tidak membutuhkan lahan yang luas. Biaya budidaya pun sangat murah. Ia bisa menampung sekitar 1.000 ekor lintah dalam satu bak berukuran 2x3 meter hanya dengan memberi pompa oksigen. Air diganti setiap dua pekan sekali. Risiko paling besar hanya polutan seperti asap rokok yang mampu menimbulkan risiko kematian si lintah.

Permintaan lintah untuk terapi memang sangat banyak. Di bulan ketiga usahanya, Midin sudah mencetak omzet hingga Rp 75 juta. Sebulan kemudian, penjualannya mencapai Rp 100 juta. Di awal tahun 2010, CV Enha Farm sudah mencatat penjualan lintah Rp 120 juta per bulan.

Ia menjual 10.000 lintah per pekan untuk terapi dengan harga Rp 3.000 per ekor. Dari total penjualan Rp 120 juta sebulan, Midin mengantongi keuntungan hingga separuhnya, Rp 60 juta.

Awal tahun 2010, Midin pun sudah mengekspor lintah ke China dalam bentuk lintah kering. Lintah kering merupakan bahan baku kosmetik di China. Lintah-lintah kering ini akan diolah kembali menjadi tepung. Selanjutnya Midin harus mengirim satu ton lintah kering per bulan dengan masa kontrak dua tahun. Namun sayang, kesempatan itu harus ditolaknya karena tidak ada stok. Meski kekurangan pasokan, Midin tak lantas kekurangan akal. Lahan miliknya yang terbatas membuat ia membuka peluang kerjasama bagi pembudidaya lintah dari daerah yang lain. Kemitraan ini dimulai pada November 2010.

Hingga kini, 50 petani lintah yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, Bali, Lombok, dan Papua sudah menjadi mitra Enha. Midin bilang, sistem kerjasama yang ditawarkannya sangat menguntungkan. Mitra Enha wajib memasok lintah yang dalam tiga bulan pertama tidak ditentukan jumlah minimalnya. Midin akan membeli lintah-lintah itu seharga Rp 3.000 per ekor dikurangi biaya 30 persen. "Setiap lintah saya beli dengan harga Rp 2.100," katanya. Kalau kapasitas produksinya bertambah, ia bakal bisa terus memasok lintah untuk industri kosmetik di China dan Korea Selatan.

Untuk menambah pasokan lintah, ia berniat membeli lahan seluas 12 hektare di Sukabumi. Namun, dia masih terkendala masalah dana. "Usaha lintah kan termasuk usaha yang aneh, jadi kami sulit mencari pendanaan," katanya yang masih mengandalkan modal sendiri.

Midin juga mempromosikan usahanya ke pasar ekspor melalui situs lintahindonesia.com. Dari situs inilah beberapa permintaan lintah kering masuk. (*/Kontan
Sumber: